Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kalau Kuliah Berat, Biar Dilan Saja

23 Oktober 2021   16:44 Diperbarui: 28 Oktober 2021   15:45 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai dosen, saya merasa tidak enak ketika ada yang bilang stress karena kuliah. Tulisan ini tidak untuk membela diri tapi memberi wawasan yang seimbang bagi para pembaca.

Pasti dosen akan memberikan tantangan dan tugas sesuai standard minimal jenjang perguruan tinggi. Untuk Strata 1 atau Sarjana, capaian pembelajarannya mengikuti Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 6, yaitu:

  1. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
  2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
  3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.
  4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

Semestinya bila mahasiswa sudah lulus SMA dan lolos masuk ke perguruan tinggi, dia bisa menghadapi kualifikasi tersebut secara minimal. Bahkan kalau melebihi dia akan mendapatkan hasil cum laude atau sangat memuaskan.

Umumnya memang begitu, walau bisa dipahami ada beberapa dosen yang mempunyai pemikiran yang berbeda dan menuntut lebih. Biasanya dosen ini disebut dosen killer. 

Buat saya, justru mahasiswa mendapat kekayaan paparan jenis dosen yang berbeda, dan biasa menghadapi tantangan kecil di masa kuliah.

Perlu dipahami juga bahwa satu kehidupan itu tidak hanya melulu kuliah. Mahasiswa juga mengikuti kegiatan non kuliah di kehidupan sosialnya dan dia juga berhubungan dan kontak dengan berbagai circle, atau lingkaran. 

Misalnya saja dia punya keluarga, saudara, teman, pasangan, ataupun mungkin kalau sudah menyambi kerja, dia mendapat teman kerja dan atasan.

Jadi bila mahasiswa bilang stress karena kuliah, sebenarnya kuliah bukan satu-satunya pemicu, bisa saja tumpukan dari masalah non-kuliah dan meledak ketika tuntutan kuliah muncul karena merupakan tanggung jawab besar dan wajib.

Beberapa faktor di bawah ini bisa dipertimbangkan:

1. Tekanan keluarga

Ada mahasiswa saya yang mengatakan kalau ada masalah hidup jangan lupa cerita ke keluarga. Dia ditanya oleh teman sekelas, "Bagaimana kalau masalahnya dengan keluarga?" 

Nah, diskusi menarik, bukan? Tidak semua orang punya kedekatan yang baik dengan orang tua dan saudara. 

Bahkan permasalahan ini cukup wajar ditemui. Salah satu tekanan kuliah yang disebabkan oleh keluarga adalah bila pilihan jurusan bukan keinginan mahasiswa tersebut.

2. Tekanan teman

Kegiatan kuliah selain ceramah dan diskusi di kelas, entah kuliah offline atau kuliah online, adalah kerja kelompok. 

Selama pengalaman saya mengajar, selalu ada keluhan dari kelompok bahwa salah satu anggotanya tidak mau bekerja. Dalam hal ini, di awal saya sudah mengingatkan bahwa permasalahan kelompok harus diselesaikan secara kelompok. 

Bukannya saya tidak mau campur tangan, tapi pengalaman japok atau kerja kelompok adalah pembelajaran hidup dalam ketrampilan problem solving. Salah satu solusinya biasanya saya menawarkan peer score, atau penilaian masing-masing anggota kelompok, walau kadang biasnya banyak.

Teman yang ambisius juga bisa menjadi tekanan. Apalagi bila mahasiswa aktif di media sosial atau suka sekali membandingkan diri dengan orang lain. Habislah dia kalau sedih karena tidak bisa mencapai impian yang sama dengan teman lain.

3. Tekanan lingkungan

Sebagai mahasiswa, dia sudah punya posisi dan dikenal mempunyai identitas tertentu. Sehingga kalau melakukan hubungan sosial dengan masyarakat, dia akan dituntut untuk bisa menunjukkan kemampuan sebagai mahasiswa dalam level tertentu. 

Salah satunya, lancar kuliah, nilai IPK di atas 3,00 atau lancar skripsinya dan lulus tepat waktu.

Lalu, apa yang harus kita lakukan bila ada teman mahasiswa bilang stress karena kuliah? Dengarkan dia!

Foto: swarthmorephoenix.com
Foto: swarthmorephoenix.com

Awalnya memang kita harus mendengarkan bila dia sudah bilang begitu. Selanjutnya?

1. Pahami dan sadari

Mungkin saja ketika dia curhat atau membuat status yang mengarah ke stress kita belum menyadari bahwa kondisi ini bisa lebih buruk. Nah, karena sudah baca tulisan saya ini, mari kita bantu dia dengan memberi perhatian. Tanda apapun itu penting.

Misalnya saja dia punya pikiran untuk bunuh diri, atau pernah bilang bahwa dia tidak berguna. Ini sebuah peringatan keras sebenarnya.

2. Dengarkan dan dengarkan

Mahasiswa stress kebanyakan karena dia tidak punya outlet untuk bercerita. Sebagai orang awam, kita bisa mendengarkan. 

Kadang mereka tidak butuh solusi, karena mungkin dia sudah mencoba solusi tersebut. Malah bisa-bisa dia tambah stress karena sudah mencoba semua yang disarankan namun gagal. Tambah parah, kan?

3. Terima, jangan berstigma

Kesehatan mental kadang dicap sebagai sesuatu yang buruk dan memalukan, padahal ini kondisi yang sama dengan penyakit lain, hanya bentuknya psikologis walau kadang mengarah ke fisik nantinya. 

Psikolog adalah dokter yang tepat untuk obat kesehatan mental karena mereka ahli dalam berbicara dan memilih kata-kata.

Bujuklah dan dampingi dia untuk pergi ke terapi. Jangan dihina karena yang paling ahli dalam permasalahan ini adalah ahli terapi, bisa psikolog atau psikiatris. Kalau dihina, dia akan malu dan semakin tidak terselesaikan permasalahannya.

Semoga dunia menjadi lebih baik. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun