Di perpustakaan itu, Liesel mengembangkan kosa katanya dengan cara menghapal. Setelah tiba di rumah, dia menuliskan kembali kata-kata tersebut sesuai huruf abjad di kamus dindingnya. Dengan demikian, semakin banyak kumpulan kata yang dikuasai Liesel, semakin banyak juga dia menulis dengan ejaan yang benar. Ayahnya sangat tegas mengenai ejaan yang benar, sesuatu yang sangat langka saat ini.
Setelah kedatangan Max, orang Yahudi yang disembunyikan di basement rumah oleh orang tuanya, Liesel semakin terdukung untuk membaca karena diskusinya dengan Max. Apalagi Max membawa buku tentang Hitler, walau Liesel tidak boleh membacanya.Â
Max yang mendorong Liesel menciptakan susunan kata atau kalimat yang dibuatnya sendiri. Terutama karena Max tidak pernah keluar rumah dan tidak ada akses jendela, Liesel diminta menceritakan cuaca hari ini. Saat itu pertama kali Liesel membuat kalimat: 'cloudy, the sun looks like a silver oyster' - hari mendung, matahari seperti kerang perak.
Ketika Max koma, kejadian itu mendorong Liesel untuk 'meminjam' buku dari perpustakaan Ilsa dan rajin membacakannya di dekat Max. Setelah Max pulih, dia memberi hadiah buku kosong kepada Liesel untuk mendorongnya menulis, membuat cerita sendiri. Buku kosong itu berasal dari bukunya tentang Hitler yang dia cat putih sehingga bisa ditulisi oleh Liesel.
Kata menjadi kalimat dan akhirnya buku.
Dengan membaca, Liesel mengetahui tentang dunia. Kosa katanya bertambah. Dia membuat kamus, membantunya menghapal kosa kata baru dan menulis dengan ejaan yang benar. Pengalaman menulisnya adalah kata-kata.Â
Tahap berikutnya adalah bercerita secara verbal, bukan tulisan. Dengan bercerita, Liesel bisa belajar menyusun kata-kata dan memilih kosa kata yang tepat dan lebih indah. Akhirnya berakhir ke sebuah tulisan yang ditulis di sebuah buku.
Buku Liesel akan dibaca orang, walaupun mungkin hanya dia sendiri pembacanya.
(Disclaimer: sering saya membaca kembali tulisan saya sendiri hihi)
Tahapan ini melingkar - membaca kemudian menulis dan tulisan dibaca - semakin banyak membaca, semakin banyak menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H