Setelah makan, Nika membagikan folder informasi agen tersebut. Lengkap dengan ciri-ciri wajah dan tubuhnya, juga kebiasaannya serta pengalaman pendidikan, training dan pekerjaannya.
"Kita ada dua pekerjaan nih?" tanya Niel. "Menemukan Agen X dan menangkap buronan?"
"Plus menumpas kelompok buronan itu, mereka sepertinya membangun organisasi dan markas di Gunung Agung," papar Nika.
"Satu pertanyaan, do we have a license to kill this time? Boleh membunuh?" tanya Noam yang pengalamannya jauh lebih sedikit daripada yang lain. "Karena jelas kita tidak akan terbunuh."
"Nika?" Niel mengingatkan janji Nika di awal tahun ini bahwa tidak akan membunuh lagi tapi hanya melumpuhkan. Tapi janji itu belum bisa terbukti karena mereka lama tidak mendapatkan misi bersama.
"Ki-kita hanya melumpuhkan," jawab Nika terbata. Semua yang ada di situ kaget, Nika belum pernah terbata bicaranya, ada apa?
"Baik," Noam mencoba menetralkan suasana. Dia lalu berdiri untuk menyiapkan satu ransel pribadi dan satu ransel barang untuk mendaki gunung.
Semua lalu mengikuti gerakan Noam dalam diam. Nika masih duduk di meja, melamun.
[Bersambung]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H