Niel menghela napas melihat Nika sudah sibuk dengan sendok garpu dan mulutnya. Dia harus menyesuaikan diri dengan menikmati pesanannya sendiri. Kalau memaksa cewek itu bicara, dinosaurus yang sedang diberi makan di perut Nika itu akan berontak. Satu restoran akan dihabisi menunya. Dan dia akan harus mengantar pulang Nika yang tertidur kekenyangan. Akan repot.
Two hours later ... eh tidak, lima belas menit kemudian ...
Piring, mangkuk dan cangkir kopi Nika sudah licin tandas. Perutnya sudah dielus-elus pertanda kenyang dengan senang.
"Lalu?" tanya Niel dengan penuh pengharapan.
"Akan aku jelaskan sekalian di depan Noam, kapan dia datang? Kita jemput saja sama-sama," kata Nika yang sangat mengesalkan Niel. Kalau saja cewek itu bukan pimpinan mereka, sudah dia tarik-tarik rambutnya supaya modelnya yang rapi jadi spiky berantakan.
"Besok sore," jawab Niel pendek.
Nika langsung berdiri dan membayar semua pesanan di kasir dan melenggang keluar cafe, meninggalkan Niel di meja mereka. Cowok itu sudah tahu kebiasaan bossnya yang seenak udelnya sendiri. Tapi bagaimanapun Nika pimpinan mereka yang sangat dihormati oleh semua, dia selalu punya jawaban akan permasalahan yang ada. Kemampuannya memecahkan masalah tidak perlu dipertanyakan. Kesetiaannya pada anak buah luar biasa. Semua percaya dan bergantung padanya.
Keesokan harinya, Nika menjemput Niel di kantornya untuk bersama ke bandara. Teman kantornya sudah berbisik-bisik mempertanyakan keberadaan Nika yang auranya menarik perhatian. Penampilannya seperti lelaki dengan jaket kulitnya, namun kecantikannya glowing dengan rambut cepak model tentara.
"Itu cewek yang bikin kamu tersenyum semalam?" tanya cewek kemarin ke Niel. Hanya jawaban senyuman lagi yang dia terima.Â
Setelah menjelaskan bahwa Nika sepupunya, teman-temannya membiarkannya mendekati mobil di mana Nika bersandar dengan elegan. Mereka bicara hal lain di perjalanan, tidak menyentuh kata kunci gunung. Niel sudah sangat berhati-hati.
"Kalian tinggal di rumahku saja sampai kita berangkat ke Bali," kata Nika tiba-tiba ketika Noam sudah ada bersama mereka di mobil. Niel dan Noam saling berpandangan karena mereka sebenarnya punya rencana lain.Â