"Wuii!" teriak Mia heboh ketika melihat ukuran croissant macam-macam, dari small, medium sampai large, dengan isi keju coklat atau bahkan original tanpa isi.Â
"Hush," Josh mengusir Mia segera dari situ ketika tangan Mia hampir melayang menyentuh croissant yang terpampang bebas. "Itu sudah pesanan orang, Tim siapin lebih banyak buat kita di dalam."
"Oh," dengan perasaan sedih, Mia melambai ke croissant yang coklatnya menarik hatinya. Lalu dia berteriak lagi ketika melihat Axl sudah di dalam dan membawa piring penuh dengan camilan, terutama croissant macam-macam.
"Lah, kamu tadi di mana? Aku langsung sudah diarahkan masuk ke sini sama anak buah Tim," kata Axl dengan mulut penuh dengan keju batang yang mencuat. Mia langsung tarik satu keju itu dari mulut Axl yang membikin muka pria itu belepotan.
"Josh, kok di depan ada yang dipesan? Bukannya Tim's Cafe ini baru launching malam ini? Pesanan apa?" tanya Mia dengan piring lebar di tangannya penuh potongan buah segar.
"Sepupu Tim ada yang mau nembak cewek, dan cewek itu ulang tahun hari ini. Tim dukung aja sekalian launching dan ngeramein cafe. Kata Axl kan semakin banyak orang semakin auranya baik. Paling tidak, di parkiran penuh kendaraan, bisa mengundang calon pelanggan yang lewat," jelas Josh. Dia sedang mencoba mesin kopi di belakang dan mulai menawari yang lain kopi.
"Jam berapa?" Mia menguntit Josh karena suka dengan harum kopi tapi tidak suka minum kopinya. Aneh memang anak itu.
"Harusnya sekarang karena langsung disiapin oleh Tim makan malam," Josh mengecek jam di pergelangan tangannya.
Axl tidak tertarik mendengarkan pembicaraan Mia dan Josh, pandangannya lebih ke pintu masuk dan ruang depan yang dipesan orang. Ada segerombolan anak muda masuk dengan wajah ceria dan berdandan modis. Dia, Mia, Josh, Dio dan Nat hanya pakai kaos dengan kemeja flanel serta jeans. Kelihatan bulukan dibanding yang baru datang.
Lalu mata Axl melebar karena melihat Pim di antara tamu-tamu modis itu. Pim hari ini ulang tahun, apa dia yang jadi sasaran tembak?