Serial TV Sanditon (2019), adaptasi dari novel Jane Austen yang tidak selesai, membawa saya menonton film How It Ends (2018). Ini gara-gara saya belum bisa move on dari Sanditon, tepatnya dari Theo James (Tobias "Four" Eaton dalam trilogi film The Divergent Series).
Nah, Theo James memerankan Will dalam How It Ends. Sinopsis yang saya ambil dari IMDb sangat singkat tapi berarti:
In the midst of an apocalypse, a man struggles to reach his pregnant wife, who is thousands of miles away.
Dilihat dari sinopsis pendek itu, genre How It Ends sangat jelas masuk dalam genre apokaliptik atau tentang film yang memiliki cerita runtuhnya tatanan masyarakat (Fathurrozak, 2018).Â
Cerita memang diawali adanya bencana besar yang meluluhlantakkan Seattle di mana pacar Theo, Sam, berada dan Theo sedang berada di Chicago.Â
Bencana itu bahkan terasa sampai di Chicago, terasa getaran gempanya dan listrik ikutan mati di beberapa negara bagian. Sambungan satelit, GPS dan telpon juga terputus.
Ceritanya, Will meminta restu pada orang tua Sam di Chicago sekalian ada urusan bisnisnya sebagai pengacara.Â
Namun, keesokan harinya ketika menelpon Sam tentang hasil pertemuan makan malam yang kacau --Will dan Tom bertengkar, dan seakan tidak menyetujui hubungan mereka- dengan Tom, ayah Sam, sambungan telpon dengan Sam terputus gara-gara bencana besar tersebut.Â
Bahkan penerbangan ke Seattle semua ditunda. Hubungan Will dan Tom tidak begitu baik karena Tom tidak menyukai Will yang memisahkannya dari anak perempuannya, Sam.Â
Namun karena misi yang sama, Will dan Tom bersama-sama menyelamatkan Sam dengan naik mobil dari Chicago ke Seattle.
Rencana ini membuat saya mengusulkan satu genre lagi untuk How It Ends, yaitu genre "road movie" (Costanzo, 2014).Â
Agak susah juga menemukan padanan kata "road movie" dalam Bahasa Indonesia, mungkin film perjalanan? Untuk nyamannya saya akan tetap memakai kata asli road movie dalam tulisan ini.
Costanzo memberikan ciri-ciri film yang masuk dalam genre road movie ini. Ada tiga ciri: ada kendaraan, ada area atau lokasi perjalanan yang dilalui, dan ada jalan itu sendiri.Â
Selain itu ada ciri yang hampir mirip, yaitu ada teman seperjalanan dan kebanyakan yang melakukan perjalanan adalah laki-laki. Jarang sekali semua wanita, kalau ada wanita pun pasti berpasangan dengan laki-laki.
Saya mulai membedah How It Ends dengan perspektif genre road movie.
1. Kendaraan
Ada beberapa jenis kendaraan yang dipakai Will, sebagai tokoh utama, dalam perjalanan dari Chicago ke Seattle ini.Â
Perubahan jenis kendaraan disebabkan oleh kerusakan mobil karena berurusan dengan pengendara lain, baik penjahat atau pun sesama pengendara yang berebutan bahan bakar.
Mereka sempat memakai mobil polisi bekas, yang dicuri oleh pelarian narapidana yang akhirnya mati ditembak Tom yang bekas tentara. Mobil polisi tersebut mereka pakai untuk menarik sedan Cadillac ke bengkel terdekat.
Walaupun merupakan mobil yang tangguh, Will harus menyerah membakar mobil Cadillac tersebut beserta jenazah Tom di dalamnya, yang meninggal karena tulang rusuknya patah parah berkelahi dengan penjahat.
Will melanjutkan dengan berjalan lalu menumpang mobil sebuah keluarga yang lewat. Sampai di Idaho tempat ayah Will tinggal, Will menukar kenyamanan rumah tersebut dengan Jeep keluarga itu karena dia harus melanjutkan perjalanan ke Seattle. Jeep ini bersama Will sampai film selesai.
2. Lokasi yang Dilalui
Bila naik mobil dari Chicago ke Seattle, jauhnya perjalanan yang ditempuh sekitar 3,400 kilometer. Bisa dibayangkan lokasi seperti apa yang dilalui Will dan Tom.
Ketika berangkat dari Chicago, film tersebut menampakkan riuhnya kota Chicago. Kemudia ketika mulai meninggalkan kota, Nampak dampak dari bencana besar tersebut.Â
Banyak mobil berarak-arak memenuhi jalan layang dan jalan besar menuju keluar kota. Sudah tidak jelas lagi mereka akan pergi atau pulang.
Kemudian mereka melewati tanah reservasi orang Indian. Di sini mereka menemukan sebuah bengkel mobil. Ricki, cewek Indian yang tomboy, membantu memperbaiki sedan itu.Â
Mulai dari reservasi itu Ricki bergabung dengan mereka dan di suatu tempat Ricki meninggalkan mereka karena tidak tahan dengan pembunuhan yang sudah mereka lakukan.
Setelah itu mereka hanya melewati highway I-90. Melalui lembah kosong dan kota-kota yang ditinggalkan.Â
Mereka sempat mampir ke taman hiburan kosong dan mendapatkan bahan bakar serta makanan. Mereka juga mampir ke kota kecil, rumah teman Will yang hanya ditempati istrinya karena suaminya bertepatan sedang keluar kota juga.
Bahan bakar yang mereka cari di setiap kesempatan. Bahan bakar juga yang menjadi perebutan dan perampokan yang mereka alami. Sampai-sampai ada beberapa pembunuhan karena membela diri yang harus mereka lakukan. Termasuk Ricki juga melakukannya.
Chicago sendiri ada di negara bagian Illinois dan Seattle di negara bagian Washington. Dari Chicago ke Seattle, mereka melewati sekitar lima negara bagian: Wisconsin, Minnesota, North Dakota, Montana, Idaho baru memasuki Washington di mana Seattle berada.Â
Dilihat dari urutannya, mereka berangkat dari sebuah negara bagian berpenduduk padat kemudian melewati negara bagian yang semakin berkurang kepadatannya dan akhirnya di Seattle yang sedikit lebih padat dari negara bagian lainnya.
3. Jalan
Jenis jalan yang mereka lalui kebanyakan jalan yang bagus. Hanya ketika mereka belajar dari pengalaman bertemu perampok, mereka menghindari jalan utama walaupun berliku.
Perjalanan yang normalnya hanya 3-4 hari -- atau sekitar 30 jam nonstop -, mereka lalui selama 7 hari, nonstop. Mereka tertidur semalam ketika menunggu Ricki kembali. Tom dan Will bergantian menyopir.Â
Lamanya perjalanan, selain karena bertemu dengan banyak kemacetan, juga melewati rombongan kendaraan militer yang rusak, mampir di beberapa lokasi. Terutama Will yang akhirnya mencapai Seattle pada hari ketujuh.
How It Ends sebagai film bergenre road movie memang sebuah film perjalanan secara denotatif. Konotatifnya adalah sebuah transformasi dalam perjalanan hidup, hubungan Will dan Tom sebagai calon menantu dan calon ayah mertua.Â
Hubungan Amerika dengan penduduk asli Indian (Ricki). Bagaimana perbedaan budaya, keadaan dan komunitas satu negara bagian dengan yang lain.
Costanzo menawarkan genre road movie bila awak film ingin menyampaikan tentang nilai-nilai budaya, promosi wisata dan meraih pasar global.
Sumber:
Costanzo, William V. (2014). World Cinema through Global Genres. West Sussex: Wiley Global Research
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H