Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Tip Kuliah: Cumlaude atau IPK Tinggi?

24 Januari 2021   11:32 Diperbarui: 24 Januari 2021   22:02 1867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Yang Penting Pemahaman Value

Ini juga info dari HRD. Banyak yang pintar-pintar, tes psikologi hasilnya bagus, syarat administrasi oke (ini biasanya nilai IPK bagus). Ketika wawancara, kebanyakan pada gugur karena tidak memahami value perusahaan. Tidak mampu menjelaskan nilai-nilai tempat kerja. Tidak memahami dasar model bisnis dan tidak memiliki visi misi kerja.

Kata teman HRD tadi, sangat disayangkan para pelamar kerja tidak bisa menjelaskan apa yang bisa mereka berikan ke perusahaan yang terkait dan sesuai dengan value perusahaan. Misalnya karirnya mau bagaimana. Impian yang cocok dan sesuai dengan perusahaan itu juga perlu. 

Yang ini solusinya adalah melamar tidak sembarangan. Pelamar harus tahu seluk-beluk perusahaan. Arah ke mana tujuan dan target perusahaan. Kalau perlu memberikan usulan inovasi yang menguntungkan perusahaan. Tunjukkan selling point di depan.

Tambahan

Walau komentar-komentar di atas agak berbeda dengan dua pilihan polling saya, ada juga yang memberi komentar bahwa IPK tinggi itu penting untuk lolos di seleksi awal atau administrasi. Cumlaude hanya suplemen untuk memutuskan bila ada yang nilainya sama, tapi ini kan jarang terjadi?

Pertimbangan lain kalau mau Cumlaude adalah memenuhi persyaratan: minimal nilai dan waktu serta biaya. Biaya untuk membayar SKS mata kuliah yang diulang. Nilai B- sudah bagus tapi tidak bisa Cumlaude, bila diulang ada korban waktu dan biaya. Bila siap, tidak masalah.

Bahkan kadang kalau nilai IPK tinggi, misalnya 3,8, ketika wawancara akan menimbulkan pertanyaan: "Kamu kupu-kupu, ya? Kuliah pulang, kuliah pulang? Tidak mengikuti kegiatan non akademik?"

Atau pertanyaan ini, "Kamu nerd, ya?" Atau 'bookish?" Atau "Tidak punya teman?" Malah dicurigai. Tapi menjadi tidak masalah bila tuduhan mereka tidak benar.

Tetap semangat kuliah online!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun