Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Eyang Ingin Punya Akun Instagram

5 Januari 2021   13:25 Diperbarui: 6 Januari 2021   11:18 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu saya sudah berusia 81 tahun. Itu menurut KTP. Tapi menurut Eyang saya yang sudah meninggal, ibu lahir di saat Gunung Merapi meletus, kira-kira tahun 1934. Tanggalnya lupa, tapi harinya Rabu Pahing. Kalau mengikuti perhitungan Eyang, tahun 2021 ini ibu sudah berusia 87 tahun. Wow, luar biasa!

Gara-gara tanggal lahir yang tidak jelas itu, selama hidupnya, ibu tidak pernah mau dirayakan ulang tahunnya. Misalnya tahun 2020, kami, anak-anak dan cucu-cucu menyelamati beliau, langsung saja ditolak mentah-mentah oleh ibu. 

"Bukan ulang tahunku!" katanya tegas. Alhasil, kami biasanya menghitung usia ibu berdasarkan pergantian tahun saja.

"Menurut KTP!" selalu ibu mengingatkan kalau perhitungan kami tahun lahir ibu tahun 1940.

Bapak kami meninggal karena sakit 20 tahun yang lalu. Waktu itu tepat ibu mendapatkan haknya sebagai guru untuk pensiun. Kebetulan juga saya ada di Melbourne, Australia, untuk studi bersama suami dan anak saya, cucu pertamanya. Di rumah hanya ada adik dan ibu. 

Lalu, apakah ibu kesepian dan nelangsa ketika bapak sudah tiada? Ternyata tidak! 

Memang ibu tetap sedih kehilangan bapak, tapi beliau cepat bangkit dengan kesepian yang dobel karena bapak tidak ada dan sudah masa pensiun. Ibu menyibukkan diri dengan berbagai hal. Akan saya daftar di sini:

1. Arisan

Arisan menjadi salah satu kegiatan rutin ibu. Tidak hanya satu pertemuan arisan yang diikuti. Buanyak! Ada Arisan RT lalu Arisan RW, kemudian Arisan RT lama dan RW lama. 

Arisan Dasawisma baru dan lama. Dan lain sebagainya. Saking banyaknya arisan yang diikuti, saya sebagai anak harus menelpon dulu kalau ingin bertemu ibu. Pakai appointment.

2. Jemparingan

Sebagai warga Jogja dan memenuhi syarat untuk menjadi Abdi Dalem Kraton. Ibu mendaftar dan diterima sebagai Abdi Dalem sepuh. 

Kegiatannya ada yang resmi bertemu dengan Sri Sultan ataupun yang tidak resmi seperti hobi memanah tradisional, yaitu Jemparingan. Seminggu dua kali ibu mengikuti olah raga yang unik ini.

3. Rohani

Kegiatan rohani ibu cukup banyak. Sebagai seorang Katolik, ibu mengikuti komunitas yang ada di gereja. Salah satunya Warasemedi, yaitu komunitas para janda. Ibu bahkan menjadi ketuanya. 

Tidak hanya itu, sebagai guru, ibu sering diminta memberi renungan dalam setiap pertemuan. Sebagai bekal renungan membuat ibu sering membaca banyak bacaan rohani, ada buku-buku yang diterbitkan oleh para romo ataupun juga majalah-majalah rohani.

4. Tanaman Hias

Salah satu warisan dari bapak adalah hobinya berkebun, kebun buah, sayur dan tanaman hias. Warisan pot-pot tanaman ini masih dirawat ibu dan dikembangkan sampai sekarang. 

Kegiatan sehari-hari dari pagi adalah menyirami tanaman, membersihkan dari rumput bahkan sampai memisahkan anakan sehingga semakin banyak bibit tanaman yang bisa disebarkan.

Menurut saya, berkutat dengan tanaman sangat baik bagi para lansia seperti ibu. Karena selalu memberi pengharapan setiap hari. 

Pengharapan akan bunga yang mekar, pengharapan akan memanen buah dan pengharapan biji yang tumbuh setelah disemai. Ada aura tumbuh yang baik untuk semangat hidup di usia senja.

Dan, masih banyak lagi kegiatan ibu. Untuk topik kali ini kegiatan rohani yang membuat ibu unik.

Kewajiban memberi renungan membuat ibu ingin punya akun Instagram! 

Mengapa demikian? Ibu cukup update dengan aplikasi-aplikasi smartphone. Salah satunya adalah Whatsapp (WA). Banyak grup WA yang diikuti, termasuk grup-grup spiritual yang membantu ibu mendapat ide renungan. 

Sebelumnya ibu hanya mendapat link-link YouTube, lama kelamaam di masa pandemi ini, ibu ingin punya aplikasi zoom di handphonenya. Untuk ikut zoom workshop Kitab Suci! 

Akhirnya, tibalah grup-grup WA mulai membagikan link dari akun Instagram. 

Ketika saya tanya mengapa ingin punya akun Instagram, ibu menjawab,"Ini Bapa Uskup mau Instagram Live!"

Saya post status "Ibuku pengin punya akun Instagram" di laman Facebook saya. Langsung viral karena sebagian teman di Facebook juga mengenal ibu. 

Mereka semua menyetujui kalau ibu dibuatkan akun. Duh, gimana ya? Saya tidak ingin ibu punya followers lebih banyak dari saya ... hahaha. Just kidding.

Puji Tuhan, ibu saya masih sehat, bisa jalan ke sana ke mari sendiri. Masih bisa memberikan renungan. Masih suka membaca dan bisa membaca dengan kacamata kesayangannya. 

Masih bisa mendapatkan tanaman "janda bolong" yang bikin saya iri, katanya karena diberi teman. Pendengaran dan penglihatan masih baik sekali. Sehat selalu dan panjang umur, Ibu!

+++

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun