Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Kota Seoul dalam "More than Friends" (2020)

1 Januari 2021   22:19 Diperbarui: 4 Januari 2021   15:10 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"More than Friends" - Sumber: IMDB

Sudah sejak 2012 saya mulai rutin menonton drama Korea, tapi baru akhir tahun 2020 saya menemukan serial yang sangat sesuai dengan minat penelitian saya. Yaitu tentang kota atau urban atau city. Judul yang saya temukan adalah "More than Friends". 

"More than Friends" judul aslinya adalah "Kyungwooui Soo" atau artinya Soo milik Kyung Woo. Serial ini tayang 2020 dengan 16 episode. Diperankan oleh Seong-wu Ong sebagai Lee Soo dan Ye-Eun Shin sebagai Kyung Woo Yeon. Cerita singkatnya karena ada kesalahpahaman, mereka menahan perasaan masing-masing selama 10 tahun.

Saya menemukan K-drama ini ketika mencari tema 'friendzone' yang populer dalam lima tahun terakhir. Ternyata sampai tahun 2020 pun masih saja diproduksi drama dengan tema yang mirip-mirip. Saya menjadi semakin yakin bahwa 'friendzone' bisa menjadi sebuah genre yang tak lekang oleh waktu, di bawah genre drama dan romance (Costanzo, 2014).

Costanzo membahas empat genre utama yang paling populer dalam film-film Hollywood atau best seller. Keempatnya adalah genre warrior/hero/pahlawan, wedding/pernikahan, horor dan road/perjalanan. Tiga dari genre yang ditulis adalah genre yang tidak biasa. Road movie atau film tentang perjalanan juga sangat menarik, ditandingkan dengan genre wedding, film-film tentang pernikahan.

Lalu bagaimana dengan genre friendzone yang saya tawarkan? Mungkin masuk ke dalam bagian genre wedding, walaupun friendzone kadang tidak berakhir dengan pernikahan. Namanya saja friendzone ... hiks. Maaf kalau ada yang merasa baper.

Jadi baiklah kita tnggalkan genre yang bikin baper ini. Fokus saya akan mengangkat genre city atau kota, atau bisa uga tentang kehidupan masyakarat urban. mengapa bukan desa? Karena desa beda dengan kota, kata Raymond Williams (Williams, 1973). 

Kota dianggap lebih rumit karena lebih banyak manusia dan kepentingan.

Mengapa Seoul?

Bila kita menonton "More than Friends" sebagai hiburan, kita akan menganggap Seoul hanyalah alasan mengapa kedua lakon ini bertemu, Woo Yeon dan Lee Soo. 

Ceritanya melibatkan Lee Soo sebagai fotografer dan Woon Yeon sebagai penulis kaligrafi. Keduanya harus pergi bersama beberapa kali untuk menyeimbangkan antara foto dan kutipan. 

Nuansa yang ditangkap oleh fotografer bisa selaras dengan tulisan yang diciptakan oleh penulisnya bila mereka berada di dalam suasana dan situasi yang sama dalam waktu yang sama.

Ketika Lee Soo dan Woo Yeon, yang dari dulu sudah berteman sejak SMA, kembali bertemu setelah terpisah selama 10 tahun. Kebersamaan menyusuri kota Seoul, kota mereka lahir, menjadi inti dari cerita. Lee Soo yang sempat pergi meninggalkan Seoul selama 10 tahun menjadi pencerita dalam bentuk fotografi. Woo Yeon yang menumpahkannya dalam bentuk kutipan dan tulisan kaligrafi. 

Menyusuri kota Seoul juga menjadi salah satu daya tarik pariwisata yang dipromosikan lewat drakor ini. Drama Korea memang dikenal sebagai salah satu cara pemerintah Korea Selatan mengenalkan lokasi-lokasi cantik. 

Salah satunya dalam drama ini juga Jeju Island yang sudah terkenal, mencoba dikenalkan kembali. Pengenalan kembali ini juga masuk dalan salah satu strategi pemasaran, pengulangan infomasi. Sudut-sudut Jeju Island ditayangkan dalam 1-2 episode. 

Bukan Seoul Biasa

Sebelumnya saya hanya skip menonton di episode 15 dan 16, dua episode terakhir. Namun ada nuansa 'kota' yang tidak biasa yang terungkap dari beberapa dialog dan flashback scene. Akhirnya saya memulai menonton dari episode pertama sampai 16, yang endingnya semakin jelas tentang kota Seoul sebagai simbol cerita.

Lee Soo sebagai fotografer ditawari untuk memotret sesuatu yang lain dari kota Seoul.

"Gambaran kota Seoul yang tidak dingin dan jahat."

Tadinya dia menolak karena menurutnya Seoul adalah kota yang jahat berdasarkan perspektifnya sebagai anak tunggal dengan orang tua yang bercerai. Tapi ketika bertemu dengan Woo Yeon, teman satu-satunya, dia ingin tinggal di Seoul. Keputusannya untuk mendokumentasikan Seoul 'yang lain' menjadi tantangannya. Dia memilih beberapa perkampungan di Seoul.

Kota adalah kerumitan. Tergambar dari konflik antara Ohn Joon Soo (diperankan oleh Dong-jun Kim) sebagai CEO Eunyu Publishing yang meminta Lee Soo menangkap suasana Seoul yang indah. Namun Lee Soo hanya melihat Seoul yang buruk. 

Kerumitan juga bisa berupa paradoks. Seoul bisa sebagai kota yang buruk tapi juga indah. Ketika Lee Soo dan Woo Yeon menyusuri beberapa tempat di Seoul, mereka menunjukkan banyak paradoks itu.

Cerita Seoul dalam "More than Friends" mengangkat kisah nyata lokasi-lokasi di Seoul. Misalnya, Hongdae diangkat karena adanya penggusuran area musik lokal menjadi pemukiman mewah. Diangkat oleh Woo Yeon dalam kutipannya "We may be displaced but we still live on," yang artinya kami tergantikan tapi kami tetap hidup. Tergantikan tak ubahnya berarti dimatikan, paradoksnya adalah tetap hidup. Lokalitas tetap ada.

Lokasi perkampungan lain yang dibicarakan adalah rel kereta api yang sudah tidak terpakai, terwakili gambar di atas, dan area permainan atau playgrounds yang ditinggalkan. 

Dua lokasi lain menunjukkan perubahan kota dari cetak menjadi digital. Ada dua area yang masih ada gedung perusahaan percetakan, walaupun mulai ditinggalkan pelanggannya. Tapi dua perkampungan ini menjadi populer kembali karena adanya cafe dan restoran dengan tema retro yang digemari kaum muda. 

Artinya para kaum muda ingin kembali ke jaman kuno. Sesuatu yang unik. Menjadi kutipan "masa lalu dan masa sekarang saling hidup berdampingan". Paradoks lagi, masa lalu dan masa sekarang.

Satu lokasi cukup terkenal adalah Bukchon, perkampungan kuno yang dijaga kelestariannya. Kutipan yang dibuat Woo Yeon adalah "a feeling you want to protect." 

Walaupun Seoul sudah sangat maju dan menjadi kota metropolitan, Bukchon tetap dilestarikan karena mereka cinta budaya tradisional turun temurun yang diwujudkan dalam bentuk rumah dan perkampungan tradisional.

Selain kota menjadi analisis yang menarik, kota juga bisa menjadi simbol dalam drama ini. Simbol hubungan mereka.

Bagaimana dengan kota-kota di Indonesia? Akan sangat menarik untuk diangkat dalam media hiburan yang penuh makna.

Referensi:
Costanzo, William V. (2014). World cinema through global genres. West Sussex: Wiley Global Research
Williams, Raymond. (1973). The country and the City. London: Chatto and Windus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun