Tiga informasi ini saja sudah membuat konflik yang bagus. Keluarga itu tidak ada yang berambut panjang, tidak ada yang berambut coklat dan ironisnya suami yang memberikan syal ke istrinya sebagai bentuk kemesraan takut istrinya kedinginan, saat itu settingnya mulai musim gugur, mulain berangin dingin. Dilanjutkan dengan lipstrik yang ditemukan di baju suami dengan elakan sebagai pelembab. Eh, pelembab bibir cowok kok akhirnya berwarna merah?
3. Investigasi saling silang
Profesi sang istri, Ji Sun-woo, adalah seorang psikolog yang mempunyai pasien setia, bahkan sampai ada keterikatan personal. Adanya hutang budi yang muncul dengan sendirinya ketika pasien merasa diselamatkan. Sang suami adalah sutradara dan produser film. Gosan tempat tinggal mereka adalah kota kecil jadi karyawan perusahaan film adalah tetangga sendiri dan teman-teman sendiri. Konflik menjadi ruwet karena masing-masing tokoh punya kepentingan yang menurut saya sangat wajar dan sesuai realitas sosial.Â
Hanya saja, dalam drama ini dibalut dengan apik dan logis. Dari pasien dan teman dokter Sun-woo, akuntan Tae-oh, tetangga dan ibu teman sekolah Joon-young anak mereka. Masing-masing berperan dalam investigasi membantu Sun-woo yang curiga dengan affair suaminya, di lain pihak beberapa berperan mendukung affair Tae-oh.
Sekali lagi konfliknya jenius karena penulis naskah drama ini memanfaatkan semua peran pada porsi masing-masing tapi juga berpengaruh terhadap alur cerita. Kewajaran yang ditunjukkan malah tidak menjadi membosankan, melainkan menjadi kekuatan seru dari tebakan penonton. Akankah kewajaran berlanjut ke kewajaran yang lain atau tidak? Dan jawabnya adalah TIDAK, alurnya sungguh tidak terduga. Â
Sekian dulu, nantikan ulasan sisi lain dari drakor ini. Sayang kalau tidak ditulis, banyak pembelajaran yang berharga yang tak boleh terlewat didokumentasikan.Â
+
