Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

7 Tips Perilaku Cerdas, Keuangan Stabil, Kebutuhan Terjaga

17 April 2020   12:36 Diperbarui: 17 April 2020   13:11 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut ini tujuh tips pengelolaan keuangan secara pribadi, keluarga atau komunitas berdasarkan pengalaman hidup saya.

1. Rajin Menabung

Sedari kecil saya sudah dikenalkan lagu Titiek Puspa yang berjudul "Ayo Menabung" oleh orang tua saya. Saya jadi suka menabung. Apalagi kalau saya ingin sesuatu, ortu saya selalu minta saya berusaha membeli dengan cara menabung lalu nanti ortu yang 'nomboki' kekurangannya. Waktu SD saya berhasil memberi sepeda mini, waktu SMP berhasil membeli mini compo impian. 

Yang ditabung uang apa? Uang jajan dong. Dulu menabung di tabungan ayam, lalu kaleng tabungan, kemudian mulai SMA saya punya akun bank sendiri. Kecanduan menabung itu semakin terpupuk. Saya selalu PUNYA TARGET angka saldo tabungan bertambah setiap bulannya. Ada rutinitas setiap tanggal tertentu selalu menyambangi bank untuk menyetor, dan keluar dari bank selalu bangga melihat print buku tabungan yang angkanya bertambah, sedikit demi sedikit.

Saat ini saya masih punya target menabung walau sudah berkeluarga. Setelah kebutuhan rutin seperti pembayaran bills dan sekolah serta belanja bulanan tercukupi, saya menargetkan sepertiga sisa pemasukan bulan itu harus ditabung. Setelah menemukan angka sepertiga itu, saya selalu konsisten untuk minimal menabung sebanyak itu setiap bulan. Baru sisanya boleh untuk kebutuhan sekunder. Dengan demikian, setiap bulan saya selalu bisa menabung dengan jumlah tertentu. Kebutuhan sekunder menunggu dan membuat belajar hidup prihatin bila dana masih belum mencukupi dari sisa pemasukan.

Buat daftar belanja rutin dan nonrutin. Kalau ini pertama kali kita lakukan, kita buat buku harian belanja. Nanti akan kelihatan rutin kebutuhan primer berapa, sisa berapa dan target tabungan berapa. Taati keputusan itu.

2. Beli yang Dibutuhkan Bukan yang Diinginkan

Tips ini mungkin sudah sering kita dengar. Dan benar, semakin kita sering mendengar tips ini berarti ini tips yang paling bijak untuk pengelolaan keuangan kita. Agak susah juga mengajarkan kepada anak-anak untuk memutuskan membeli barang yang mereka butuhkan saja. 

Saat ini, gengsi bisa masuk ke kebutuhan juga. Jadi trik saya adalah, kalau di rumah sudah punya, tidak boleh punya dobel. Atau, kebutuhan sekolah didahulukan, bila ada sisa dana jatah bulan itu baru bisa membeli 'gengsi'. Atau, HIDUP SEDERHANA saja. 

Gengsi itu sebenarnya bukan pilihan. Tapi susah juga mengajarkan itu dalam waktu singkat. Syarat utama tetap harus ada, target menabung minimal bulan tersebut harus terpenuhi terlebih dahulu. Cek kembali buku harian belanja, di sana akan kelihatan mana yang kita butuhkan atau masuk ke daftar yang kita inginkan saja. Harus jujur menentukan keputusan ini.

3. Beli Barang Mahal harus Punya Nilai Tukar

Agak membingungkan judulnya ya? 'Punya nilai tukar' bisa diartikan sebagai nilai uang (kembali) atau produktif. Jadi begini, bila kita akhirnya memutuskan untuk membeli barang yang cukup mahal, pertama tahap 1 dan 2 dari dua tips di atas harus terpenuhi dulu. Baru kita memutuskan membeli. 

Misalnya kita memberi kamera. Kamera tersebut harus punya nilai tambah, misalnya kita bisa cari duit dengan kamera tersebut. Intinya, CARI UANG dengan barang yang kita beli mahal-mahal. Atau, kita ikut lomba fotografi atau videografi yang memenangkan hadiah bisa berupa uang atau ketenaran. Atau, kita produktif dengan foto kita membuat berita atau tulisan. Jadi kamera tidak hanya untuk mengabadikan sesuatu dan hanya disimpan. Harus ada nilai materiil dan immateriil. Berguna bagi orang lain dan bernilai tukar.

4. Manfaatkan Diskon

Sekarang sudah banyak toko-toko yang memiliki jadwal diskon. Misalnya di satu toko di Jogja ada hari tertentu untuk diskon di outlet tertentu, seperti Senin diskon 10% di area supermarket, Selasa 10% di area fashion dan seterusnya. Kita hapalkan saja jadwal diskonnya dan kita rencanakan hari apa yang paling tepat untuk memanfaatkan diskon tersebut. 

Biasanya potongan harganya jujur, memang lebih murah dari hari biasanya dan lebih murah di toko lain. Maka RISET PASAR untuk menentukan perencaaan berbelanja perlu juga kita lakukan, hitung-hitung cuci mata harga sambil menentukan kapan berbelanja, asik sekali! Jangan lupa, bayar dengan sistem pembayaran yang memberi diskon, misalnya cashback. Diskon kita akan bertumpuk!

5. Maksimalkan Tabungan

Tips ini bisa kita lakukan dengan cara mempelajari bank tempat kita menabung. Setiap bank ada tawaran menarik untuk jenis tabungan tertentu dengan bunga yang kompetitif. Kita cek dulu saldo kita dan persayaratan minimal untuk mendapatkan bunga kompetitif tersebut. Paling mudah adalah tawaran deposito berjangka. Kita INVESTASI tabungan yang ada.

Yang saya lakukan, bila nilai saldo tabungan sudah mencapai lebih dari nilai minimal syarat deposito, dan tidak ada kebutuhan urgent, saya masukkan dana tersebut untuk dideposito dengan jangka terpendek. Bila kita merasa enam bulan lebih jumlah dana yang sama tetap tidak tersentuh maka jangka deposito bisa kita perpanjang, bunga deposito pun biasanya mengikuti lamanya jangka penyimpanan. Ssst, saat ini bunga deposito sepertinya ada tawaran menarik, silakan cek bank kesayangan Anda! 

6. Kembangkan Relasi

Network atau jaringan atau relasi dengan orang lain saat ini adalah modal terpenting untuk sukses dalam hidup. Dulu mungkin dikenal miring atau negatif dengan kata 'nepotisme'. Kita ubah saja makna itu menjadi positif. INVESTASI RELASI yang artinya semakin banyak kita punya teman, semakin banyak orang yang menolong kita. Semakin banyak kontak yang kita punya, semakin banyak informasi yang kita dapat. 

Tentu saja kita harus 'give and take', sering memberi pasti suatu waktu kita akan sering menerima. Tanpa pamrih saja biar ikhlas dan tidak sakit hati. Kita mendapat pemberian pada waktunya. 

Semakin banyak teman, info finansial dan tips-tips menarik untuk berhemat dan mencari tambahan akan semakin terbuka. Kalau punya musuh atau orang yang tidak suka atau orang yang sering menyerang dan mengkritik kita? 

Manfaatkan sebagai masukan untuk perbaikan kita menjadi lebih baik. Kritik diterima saja dan cek, refleksi. Kalau kita berubah menjadi baik karena kritik dari musuh kita, bukankah ini keuntungan finansial? Kita menjadi bernilai lebih dibandingkan orang lain.

7. Manfaatkan Fasilitas

Cek dulu, kita butuh mobil untuk apa? Mungkin kita punya dana berlebih untuk beli mobil, tapi kalau tujuannya hanya untuk transportasi, gunakan saja fasilitas yang ada. Pasti jauh lebih murah daripada 'memelihara' mobil dengan servis dan pajak yang pasti semakin naik, dan ruginya nilai jual mobil semakin berkurang. Pakailah transportasi umum atau layanan taksi online. Jangan lupa, manfaatkan diskon!

CEK FASILITAS yang juga kita dapat di rumah atau di kantor. Misalnya koneksi wifi gratis, manfaatkan. Olahraga tanpa bayar langganan di gym? Tentu bisa di lapangan dengan jogging atau jalan cepat. Hasil bahkan bisa sama, yang jelas hati gembira karena tidak mengeluarkan dana banyak.

Bila kita sudah punya niat untuk memilih cerdas berperilaku dengan melaksanakan minimal 7 tips di atas, semoga kita mendapatkan stabilitas dalam sistem keuangan kita karena selalu terencana pengelolaannya. Akhirnya makroprudensial aman terjaga. Tetap semangat!

+++

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun