Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mendapatkan Visa Amerika Serikat

9 November 2019   15:07 Diperbarui: 9 November 2019   15:32 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tidak akan menulis tentang prosedur aplikasi untuk mendapatkan visa Amerika Serikat (seterusnya disingkat Amerika saja) karena informasi tentang hal itu lebih valid di website kedutaan besar. Saya akan bercerita saja tentang pengalaman mendapatkan visa yang kabarnya sulit ini.

Desember 2018 lalu saya mendapat kabar kalau terpilih untuk mengikuti Leadership Training bulan Juli 2019 di Harvard University, mewakili kampus saya. Setelah berkas lengkap, termasuk undangan dari lembaga yang mengundang saya ada, saya mulai memilih lokasi Kedubes Amerika yang nyaman dan cepat. Saya memilih Surabaya karena sekalian menengok anak saya yang kuliah di sana. 

Eh Kedubes AS di Surabaya penuh sampai Mei. Padahal saya sudah harus mengirimkan bukti lembar visa ke lembaga pengundang di bulan April. Akhirnya saya memutuskan untuk ke Kedubes AS di Jakarta. Awal April saya mendapat antrian untuk wawancara. Ke Jakarta juga sekalian bertemu Adik yang bekerja di sana. Jadi Surabaya atau Jakarta sebenarnya semua nyaman. 

Saya mendapat jadwal pagi pukul 9.30. Karena saya tinggal di Jogja, saya pastikan sampai Gambir sebelum pukul 8.00. Jam 6.30 saya sarapan dulu di Gambir dan bertemu Adik sebelum dia kerja. Oh ya, Kedubes AS dekat dengan Gambir, maka saya jalan sekitar 15 menit dan sempat berfoto di depan Tugu Monas, maklum orang Jogja wajib foto di spot ini kalau sudah sampai di Jakarta.

Sampai di Kedubes pukul 8.00 dan tidak boleh antri, harus menunggu di lokasi agak jauh bersama pelamar lain sampai dipanggil petugas. Saya baru boleh antri di dekat pintu gerbang masuk setengah jam sebelumnya, jadi pukul 9.00. Nunggu di keteduhan sambil berdiri sekitar setengah jam. Info penting: tidak boleh ambil foto ataupun video di sekitar Kedubes AS. Kata Adik saya, kalau ketahuan petugas, misalnya kita foto di seberang jalan, akan didekati dan ditanya-tanya. Daripada ribet dan malah bermasalah dengan petugas dan gagal lamaran visanya, lebih baik kita menahan diri saja.

Setelah dipanggil masuk, saya harus menyerahkan semua barang bawaan untuk dititipkan. Hanya berkas dokumen yang dibutuhkan untuk wawancara yang boleh dibawa. Masuklah saya dengan lancar dan segera melihat bendera Amerika di dalam area Kedubes.

Pengalaman menarik selanjutnya adalah ternyata foto visa saya salah. Dahi tertutup rambut. Jadi saya harus membuat foto baru yang memperlihatkan dahi dengan jelas. Artinya, seluruh wajah terlihat tanpa tertutup rambut atau apapun. Saya diberi waktu satu jam untuk menyerahkan foto terbaru. Petugas memberi tahu ke mana saya bisa foto visa yang benar di dekat situ. 

Pengalaman berikut, naik bajaj untuk ke studio foto di Jalan Sabang. Kata 'dekat situ' di Jogja tidaklah sama dengan di Jakarta. Harus naik bajaj sekitar 10 menit karena kemacetan dan jalur yang berputar. Puji Tuhan, semua lancar dan saya bisa mencapai Kedubes kembali dalam waktu setengah jam lebih sedikit. Oh ya, kembalinya saya naik taksi yang biayanya lebih murah daripada bajaj, tapi agak susah menunggu taksi, bajaj banyak.

Urusan selanjutnya lancar, dari pemeriksaan dokumen lagi, sidik jari sampai ke wawancara yang hanya sebentar, tidak lewat lima menit. Mestinya karena saya membawa dokumen lengkap dan menjawab pertanyaan dalam Bahasa Inggris dengan meyakinkan.

Betapa leganya mendengar kalimat petugas Mas Bule, orang Amerika: "Your visa has been granted. Congratulations!" Dan dia menyerahkan selembar kertas seperti di foto itu melalui celah loket tempat wawancara. Visa yang berlaku selama 5 tahun karena versi B1/B2, versi bisnis. Saya cukup beruntung karena saya memperhatikan ada beberapa yang gagal ketika cek dokumen, cek sidik jari ataupun wawancara. 

Jadi benar bahwa untuk beberapa orang memang susah mendapatkan visa Amerika bila persyaratan tidak memenuhi. Untung saya hanya bermasalah dengan foto. Hari itu ditutup dengan makan siang bersama dengan Adik yang kantornya dekat situ. Lalu keliling mencoba MRT - nantikan ceritanya di tulisan sebelah. Pulang naik pesawat via Halim, sampai Jogja pukul 20.00. Lega mengantongi kertas 'visa approval.'

Dua hari kemudian paspor saya yang sudah ditempeli visa dan ada foto terbaru saya dikirim, sampai di Jogja. Yay!

Good luck bagi yang akan apply! Silakan tulis di kolom komentar kalau ada pertanyaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun