Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Transport Gratis di Sydney: ‘Why Not?’

15 September 2012   03:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:26 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Tips buat ‘backpackers’

Mengunjungi kota metropolitan seperti Jakarta, Sydney, dan New York pasti kita bayangkan harus menyiapkan dompet tebal buat biaya akomodasi dan transportasinya. Bagaimana dengan para ‘backpackers’ yang punya semangat tinggi berpetualang tapi tidak punya modal cukup? Tentu saja para petualang ini punya semangat tinggi juga untuk berjuang mendapatkan cara yang hemat dan halal. Untungnya, beberapa kota besar di dunia memberi wadah buat turis-turis yang terpaksanya bermodal dengkul saja.

Tinggal di Melbourne, Australia, untuk studi, saya gunakan juga untuk mengunjungi kota Sydney. Pada bulan September ini saya berkesempatan menjadi backpacker rombongan dengan seluruh keluarga (berencana) saya: dua anak. Ternyata backpacker sekeluarga jatuhnya lebih murah daripada backpacker-an sendirian. Sudah sendiri, keluar duit lebih banyak lagi hihi itu kalau dilihat dari biaya yang dikeluarkan. Berempat kami menikmati layanan pemerintah Australia dengan harga cukup murah dibandingkan kondisi normal.

Perjuangan dimulai dengan mencari tiket pesawat yang murah. Dari seorang teman kami mendapat info kalau sedang ada promo murah sekali di salah satu maskapai penerbangan Australia. Nah di maskapai lain yang lebih terpercaya ada kebijakan memberikan 10% harga lebih murah pada hari yang sama. Kebijakan ini kami praktekkan dengan menelepon maskapai ini. Kami mendapatkan harga yang bagus dengan maskapai yang lebih bisa diandalkan (jarang dibatalkan). Dengan tiket pulang balik seharga $54 per orang, sekitar lima ratus ribu rupiah, kami bisa terbang dari Melbourne ke Sydney. Tahap kedua adalah memesan hotel yang bertema ‘backpacker’, dengan empat orang kami bisa memesan kamar ‘bunkbed’ (bed susun) dengan harga $26/orang/hari atau sekitar Rp 250.000, walau kamar mandi terpisah di luar untuk digunakan bersama dengan para petualang lain. Kami mendapat harga bagus dan lokasi bagus di Central Business District (CBD) di jantung kota Sydney.

Dari banyak obyek wisata yang ditawarkan, Sydney menetapkan ‘4 most-must-see attractions’, yaitu Sydney Opera House, Madame Tussauds, Sydney Aquarium dan Sydney Tower Eye. Payahnya tempat-tempat penting ini beberapa sangat berjauhan. Namanya bukan ‘backpakers’ kalau tidak mencari cara hemat atau bahkan gratisan. Kami mencari info di hotel yang menyediakan berbagai brosur tentang Sydney. Dengan mata nyalang kami berburu kata ‘FREE’… akhirnya resepsionis hotel menyodorkan leaflet dengan judul besar: ‘What’s Free in Sydney for Backpackers’! Hihi dia pasti sudah biasa menghadapi orang-orang seperti kami.

[caption id="attachment_199125" align="aligncenter" width="184" caption="Yang Ijo Yang Gratis, foto: v4vita"][/caption] Daaaan ...  Sydney menyediakan Free Bus nomor 555 warna ijo dengan rute bolak-balik memutari CBD dengan jalur dari stasiun kereta api Central Station ke Circular Quay yang dekat dengan Sydney Opera House. Bis gratis ini mengarungi jalan-jalan sibuk dengan jarak sekitar 5,4 kilometer total. Bisnya pun disediakan dalam dua arah dan muncul setiap 10-15 menit. [caption id="attachment_199126" align="aligncenter" width="245" caption="Rute bis gratis berwarna hijau, foto: v4vita "]

13476788341898781326
13476788341898781326
[/caption] Bis ijo ini berhenti di beberapa perhentian khusus yang mendekati lokasi penting, misal daerah Chinatown tempat kami tinggal, kemudian berhenti juga di Town Hall tempat adanya Free Tour guide. Juga berhenti di dekat Martin Place, ini lokasi dimana kelompok dance yang memenangkan Australia’s Got Talent tahun 2010: Justice Crew mengadakan ‘flash mob’, ngedance mendadak di publik. [caption id="attachment_199127" align="aligncenter" width="308" caption="Kami menunggu yang sama di seberangnya, foto: v4vita"]
1347678895403536982
1347678895403536982
[/caption] Dari titik-titik perhentian itu kadang kami masih harus berjalan ke lokasi yang diinginkan. Tapi itu bukan masalah kan? Bikin sehat hihi. Kami bisa berhenti kapan saja sesuai lokasi ‘bus stop’ dan bisa naik kapan saja dari hari Senin sampai Jumat, mulai jam 9.30 – 15.30. Khusus hari Kamis bis ini melayani sampai malam jam 21.00. Yang paling penting adalah rencanakan rutenya dan atur waktunya!

[caption id="attachment_199128" align="aligncenter" width="308" caption="Tanda di beberapa titik, foto: v4vita"]

1347679000365945944
1347679000365945944
[/caption] Di Twitter saya sempat membaca retweet teman yang mengutip kata-kata Gustavo Petro, Mayor Bogota Colombia terpilih tahun 2011: “A developed country is not a place where the poor have cars. It’s where the rich use public transportation.” Bila Australia dibilang negara maju, menaiki Free Bus di Sydney ini membuktikan kutipan itu. Banyak orang kaya yang malah naik bis gratisan ini. Saya menilai mereka dari penampilan dan barang yang mereka tenteng. Para pria berjas dan berlaptop tipis mau berdiri di bis yang cukup penuh di jam-jam sibuk. Para wanita yang seperti model dan berbau wangi melompat masuk dan turun di dekat pertokoan merek-merek terkenal.

[caption id="attachment_199129" align="aligncenter" width="247" caption="Perhentian di Central Station, foto: v4vita"]

1347679061320837367
1347679061320837367
[/caption] Menurut saya, ide penggunaan bis gratis ini sangat brilian. Selain ramah lingkungan karena mengurangi kendaraan di jalan, bis ini juga ramah di dompet bagi para penumpangnya. Sebagai catatan: di Melbourne juga ada pelayanan transport gratis di CBD-nya tapi berupa tram dengan nama City Circle.

[caption id="attachment_199130" align="aligncenter" width="328" caption="Walau gratis, kualitas tetap bagus, foto: v4vita"]

1347679118676854747
1347679118676854747
[/caption] Transport gratis artinya para wisatawan senang, penduduknya juga bahagia bisa hemat ongkos angkot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun