Tak hanya sekali, dunia olahraga ternodai oleh kasus doping. Zat penambah tenaga tersebut dilarang penggunaanya dalam kejuaraan olahraga karena dapat mengganggu kesehatan, merusak sportivitas dalam berkompetisi dan berpotensi menjadi kebiasaan karena kecanduan. Kata doping sendiri, menurut AJ Higgins dalam bukunya From Ancient Greece to Modern Athens, berasal dari kata “dop”, sebuah minuman beralkohol sebagai stimulan untuk para penari di Afrika Selatan pada sekitar abad 18. Tidak hanya itu, pada Perang Dunia II juga banyak digunakan pil-pil Amphetamine untuk melawan rasa letih dan mengantuk. Istilah dope sendiri pertama kali muncul pada tahun 1889 pada suatu perlombaan balap kuda di Inggris. Hingga akhirnya istilah tersebut merambah ke dunia olahraga.
Sejarah doping dalam olahraga dimulai kurang lebih pada abad 19 dalam olahraga renang, tetapi yang paling sering dijumpai pemakaiannya adalah dalam olahraga balap sepeda,seperti Ben Johnson, pelari cepat 100 meter dicopot gelar juaranya karena ketahuan menggunakan Anabolic Steroid pada Olimpiade Soul dan Diego Maradona pada Piala Dunia 1994 terbukti menggunakan doping jenis Edpherine.
Kasus Maradona merupakan kasus terakhir dalam dunia olahraga. Namun dunia dikejutkan lagi oleh Song Jong-Sun dan Jong Pok-Sim, pemain sepak bola Korut yang menambah deretan panjang daftar kasus pengguna doping. Mereka dinyatakan positif menggunakan doping sebelum bertanding di putaran final melawan Kolumbia pada 6 Juli 2011 pada Piala Dunia Jerman. Sayangnya, belum sempat merasakan sensasi doping, dua pemain wanita asal Korut tersebut terpaksa dipulangkan ke negerinya. 19 pemain Korut lainnya juga menjalani tes doping dan menyusul pulang keesokan harinya.
Betapa doping hingga kini belum dilupakan demi mendobrak prestasi diri. Padahal ada jalan yang lebih menyehatkan dibandingkan penggunaan zat kimia yang berbahaya hingga dapat mengakibatkan kematian, contohnya adalah dengan mengkonsumsi multivitamin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H