Mohon tunggu...
Lyra Vetra
Lyra Vetra Mohon Tunggu... -

Lahir tanggal 28 Maret 1995 di Yogyakarta. Ayahnya peneliti tenaga nuklir dan ibunya seorang guru. Keduanya mantan guru dan yang sekarang pengajar Biologi STTN.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sedikit Review Bagi Mereka yang Menceritakan

14 Maret 2010   17:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya tidak pernah diceritakan, karena entah mengapa tidak pernah ada yang menceritakan. Tetapi saya membaca, maka itu yang menjadi kesan. Karenanya saya suka S.H. Mintardja dan Pramoedya serta pengarang lain yang memiliki nilai hidup dalam tulisannya. Seringkali thriller luar yang saya baca hanya dijejali sedikit amanat. Dan itu bisa menjadi berbahaya, karena sekiranya jika kita bisa mendengar cerita-cerita dari orang yang lebih tua, sudah pasti ada nilai hidup yang ditanamkan. Maka saya menyukai segala pengalaman yang diceritakan orang-orang tua di kehidupan saya. Mereka memberikan suatu yang lain dari buku yang biasa bercerita fiksi. Tidak segan mereka menceritakan suatu yang konyol, bodoh, penyesalan, cita-cita, harapan, kemarahan, kegilaan serta kesenangan mereka di lampau. Hingga akhir cerita mereka biasa mengatakan ‘makanya sekarang kamu harusnya bla bla bla…’.

Ketika membaca saya seringkali mengutip kata-kata yang penting. Kata-kata itu menjadi pegangan untuk dibuktikan dan menjadi pegangan untuk dilakukan. Diksi kalimat kata-kata tersebut seringkali memesona karena dalamnya adalah keindahan. Ketika kita sudah sering banyak membaca karya sastra yang diakui indah, sudah pasti kita dapat mengenali kalimat yang berisi amanat tersebut. Bisa menjadi terkembangkan dengan pemikiran kita sendiri. Suatu kali, kita memiliki kesimpulan dari semua kalimat yang dipegang dan memiliki sebuah pernyataan yang dapat dipertanggungjawabkan. Saat itulah kita menjadi seorang seperti pengarang, mereka yang memiliki nilai-nilai hidup.

Ingat, kesan pertama, betapa pun penting, belum tentu benar. - Pramoedya A.T., Bumi Manusia

Pengarang akan menulis dan membagi kepada semua orang, apa yang menjadi pemikirannya. Kontroversi, mungkin terjadi. Hanyalah orang yang mengenal yang mengerti. Pengarang itu memiliki suatu masalah dan memiliki penyelesaiannya sendiri. Mereka memiliki tokoh-tokoh untuk mewakili pendapat yang menjadi pemikiran kontroversi. Akhir cerita memiliki sudut pandang idealis dan terkadang ada satu tokoh yang dikorbankan untuk abadi dengan pemikirannya. Tokoh yang dikorbankan mungkin adalah pendapat pengarang sendiri yang kiranya sering tergusur oleh idealisme. Mereka yang menulis ini memiliki tugas yang selalu diutamakan, membela mereka yang benar.

Sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. - Pramoedya A. T., Jejak Langkah

Tetapi ini bumi manusia, dimana beragam pendapat memiliki tempat tersendiri di setiap orang. Tak pernah habis pendapat itu seperti yang dikatakan Pramoedya dalam tetraloginya yang terkenal. Baiklah kita senantiasa memiliki sifat keterbukaan untuk segala kritik dan saran terhadap pandangan-pandangan kita selama ini. Hingga kita bisa menjadi orang-orang yang senantiasa berkembang untuk menjadi lebih baik.

Bernardia Vitri, 2010 http://v3bernardia.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun