Melalui proses sidang ini, penonton akan terus digiring untuk menemukan petunjuk-petunjuk penting jauh lebih penting yang akan menentukan nasib dari para tokoh utama, yaitu korban, pelaku kriminal, dan orang-orang di sekitarnya.
Biasanya, film dengan durasi yang sebagian besar dihabiskan di ruang sidang tidak akan menarik bagi sebagian penonton. Makanya banyak film genre ini memilih untuk membuat adegan sidangnya berlebihan, visualnya keren, dialognya heroik ---jika tak mau dikatakan lebay, dan seringkali terlihat fiktif.
Sekali lagi, 'Neru' dibuat dan ditulis oleh Jeethu Joseph, si pembuat Drishyam ---film thriller India paling sukses di seluruh dunia. Jeethu berusaha keras untuk membuat drama ruang sidang ini menarik, sangat detil, dengan akurasi tinggi tanpa mengurangi kedalaman emosional.
Dari gangguan stres pasca kejadian yang dialami Sara, rasa ketidakberdayaan keluarganya, ketakutan Vijayamohan (Mohanlal) si pengacara korban, kelihaian pengacara pembela yang tangguh, hingga intimidasi pelaku dan kekuasaan keluarganya, semua unsur ini dapat ditangkap dengan baik oleh Santhi Mayadevi dan Jeethu Josep sebagai penulis naskah.
Terdapat beberapa momen penting dalam durasinya. Penonton akan merasa terus ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ada sisi menegangkan, misterius, Â suasana haru, dan sedikit unsur kejutan (plot twist) di film ini.
Penonton sudah tahu siapa pelakunya sejak awal. Bagian menariknya adalah hal-hal seperti kapan kejadiannya, bagaimana proses kejahatan itu terjadi, hingga sanggahan-sanggahan pengacara pembela yang justru berhasil memutar balikkan fakta, membuat Neru menjadi seru dan menegangkan. Semuanya rasa ingin tahu itu diungkap di ruang sidang.
Saya suka karakter Sara. Ia tidak seperti korban pemerkosaan biasanya. Ia berani mengangkat kepalanya dan memperlihatkan wajahnya. Seolah ia ingin menyampaikan pesan bahwa ia berani menghadapi keadaan sesulit apapun, keadilan harus diperjuangkan dan ditegakkan.
Sikapnya sama seperti saat pertama kali Sara mengalami kebutaan di usia 12 tahun. Ia bertekad untuk memaksimalkan inderanya yang tersisa untuk menjadi bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Hal ini juga ditegaskan oleh Vijayamohan dalam dialog penutupnya pada Radhakrishnan;
Perempuan masa kini tidak akan tinggal diam ketika ia menderita ketidakadilan.
Mohanlal menyampaikan dialognya dengan ekspresi yang sempurna. Tidak meledak-ledak atau terkesan menggurui. Tapi ekspresinya cukup membuat musuhnya menjadi ngeri. Dan penonton pun akan dibuat merinding karenanya.
Ada momen yang terjadi antara Sara dan Vijayamohan. Kedua aktor melakukannya dengan sangat baik, hingga meninggalkan rasa tercekat di tenggorokan. Luar biasa.