Mohon tunggu...
Nurul Susianti
Nurul Susianti Mohon Tunggu... -

Nurul Susianti, Mahasiswi Pascasarjana Fakultas Hukum dan Syariah Jurusan Keuangan dan Perbankan Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belajar Merajut Jihad dari Pohon Pisang

12 Juni 2016   12:57 Diperbarui: 12 Juni 2016   13:09 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum saya membahas bagaimana kita harus merajut jihad dan setulus dari pohon pisang terlebih dahulu tampa kita sampingkan cerminan jihad yang tidak jauh lebih bagus dari tema yang akan kita ambil saat ini, yakni baginda rasullah Saw kita, ulama-ulama kita, dan para sahabat-sahabat beliau dan oleh-orang sholeh lainnya di dunia ini akan tetapi sub dan fenomena tentang belajar atau merajut jihad dari sebuah pohon pisang sebenernya ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dan simak dari pohon pisang tersebut, diantaranya adalah:

“ ada sebuah pelajaran yang menarik di balik eksistensi sebuah pohon pisang ia selalu mewariskan keturunan. Sebelum sebuah pohon pisang menghasilkan buah yang mulai mateng serta sebelum pohon itu di tebang oleh pemiliknya karna sudah tua, maka pohon itu selalu memunculkan tunas- tunas pohon pisang yang baru.”

Pelajaran yang dapat kita ambil dari pohon pisang tersebut adalah pertama, dari muda ia tumbuh dengan sibuk mempersiapkan apa yang akan ditinggalkan untuk masa yang akan datang untuk dimanfaatkan oleh orang banyak. Kedua, jika sudah saatnya ditebang ia sudah bisa pastikan tunas yang ditinggalkan sudah ada untuk mengantikan posisinya. 

Padahal kita sendiri tahu bahwa pohon pisang adalah termasuk pohon yang cukup unik, ia hanya menghasilkan buah sekali saja, kalau buahnya sudah diambil otomatis pohon itu akan mati. Tapi ternyata sebelum pohon tersebut mati ia sudah mempersiapkan “ generasi penerus “ bukankah dalam Kitab suci kita Al- Qur’an Allah menjanjikan: QS. Ali Imran:03:169-170

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.[1]Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.[2]

Makna yang tertulis dalam kalimat hidup di alam yang lain, bukan dialam kita ini. Mereka mendapat berbagai kenikmatan disisi allah . dan hanya allahlah yang mengetahui bagimana keadaan di alam lain itu.makna teman-temannya yang masih hidup dan masih berjihad di jalan allah. Maksud dari potongan-potongan kalimat ini adalah bagaimana pohon pisang sebulum masa tua dan ajarnya datang mereka sibuk mempersiapkan tunas-tunas baru yang akan mengantikan posisinya dan meninggalkan manfaat yang banyak bagi orang lain.

Adapun maksud kita merajut hati dari pohon pisang ini adalah kita bisa mencontohi bahwa sebelum ajal dan masa tua, dewasa,senja kita datang mari kita sibukkan diri kita sebaik-baiknya agar dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan terlebih dari bagi generasi-generasi kita yang akan melanjutkan ijtihad kita dalam menuntut ilmu, mengamalkan hal-hal yang positif karna pribadi-pribadi yang menarik adalah pribadi-pribadi yang paling banyak bermanfaat untuk orang lain, entah melalui berbagai amalan-amalan yang dapat dimanfaatkan oleh orang banyak. 

Dari hal tersebut kita mampu menyamai pohon pisang dengan telah meninggalkan hal-hal yang posistif bagi generasi selanjutnya serta karya-karya dan tunas-tunas yang positif yang ada pada diri kita dapat dijadikan contoh bagi orang lain. Seperti yang digambarkan firman allah swt dalam kitab-kitab sucinya dan sedikitnya adalah penjelasan ayat suci yang saya gambarkan diatas tesebut.

Untuk mengakhiri untaikan kata-kata yang keluar dari pikiran pribadi saya sendiri mohon dimaklumi jikala ada yang kurang berkenan dan kurang pas mohon perbaikannya. Terimakasih semoga bermanfaat.

[1] (QS. Ali Imran: 169) Mushaf Al- Azhar “Al- Qur’an dan Terjemah”, hal. 72

[2] (QS. Ali Imran: 170) Mushaf Al- Azhar “Al- Qur’an dan Terjemah”, hal. 72

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun