Mohon tunggu...
Uwes Anis Chaeruman
Uwes Anis Chaeruman Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Teknologi Pendidikan

Pemerhati pendidikan, dosen tidak tetap UNJ, Kasubdit Pembelajaran (Ditjen Belmawa, Kemendikbud), Advisory Board Member of ASEAN Cyber University Porject, Anggota Dewan Penasehat APSTPI, Anggota IPTPI, Anggota AECT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai Kemerdekaan Belajar Mas Mendikbud Nadiem Makarim

21 Desember 2019   20:46 Diperbarui: 21 Desember 2019   21:07 3001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, provide opportunities to set sepcific personal goals. Mengajak siswa untuk menentukan tujuan belajar. Ketiga, provide choices yang memungkinkan siswa memperoleh beberapa alternatif pilihan dalam menentukan tujuan. Personal goals tidak harus seragam dan bisa saja goals kelompok untuk rentang waktu tertentu.

Learn it, maksudnya adalah memfasilitasi terjadinya belajar secara bertahap (scaffolding) sesuai dengan goals yang telah ditentukan masing-masing. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan awahan awal, memberikan dukungan untuk memilih dan menentukan bagaimana siswa belajar (alat, bahan ajar, dan sumber belajar yang relevan), memberi dukungan penuh terhadap berbagai kebutuhan siswa, memonitor progress mereka, serta meluruskan konsep dan lain-lain. 

Share it, maksudnya adalah meningkatkan engagement siswa terkait apa yang sedang dipelajari dengan cara mempublikasikan, mendemonstrasikan dan menyajikan hasil belajar otentik siswa kepada khalayak (sesama teman atau bahkan orang lain). 

Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, mendorong terjadinya dialog dan umpan balik dari khalayak tersebt. Kedua, mendorong terjadinya review sebaya. 

Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang sangat luar biasa dewasa ini, proses tersebut diatas dapat terjadi dengan mudah. Oleh karenanya, untuk mewujudkan hal ini, guru harus memiliki kemampuan mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Dalam hal ini, keberadaan TIK bukan sebagai mata pelajaran, tapi terintegrasi dalam pembelajaran. 

Jika hal ini benar-benar dapat kita wujudkan, maka pendidikan yang memberikan "kemerdekaan belajar" di beberapa tahun awal ini, kelak akan meghasilkan insan-insan generasi emas yang memiliki kedaulatan dan tanggung jawab diri dalam menentukan tujuan, mengambil keputusan dan mengambil tindakan menuju bangsa Indonesia yang mandiri. 

Dengan demikian, ending yang diharapkan Mas Mendikbud Nadiem Makarim adalah mewujudkan generasi yang dapat membangun Indonesia menjadi bangsa yang mandiri.

Referensi:

Ashburn, E. A. & Floden, R. E., (2006). Meaningful Learning Using Technology. NY: Teacher College. 

Hase, S. & Kenyon, C. (2001). From andragogy to heutagogy. psy.gla.ac.uk.

Lee, E. & Hannafin, M. J. (2016). A design framework for enhancing engagement in student-centered learning: own it, learn it. Education Tech Research Dev. DOI 10.1007/s11423-015-9422-5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun