Mohon tunggu...
Uweis AlQorni
Uweis AlQorni Mohon Tunggu... -

Berhenti ketika langkah kaki berhenti melangkah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Radio

7 Desember 2011   15:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku pun turun dari angkot, membayar ongkos dan langsung berjalan masuk kedalam kantor.

Ternyata Mbak Indah telah dulu tiba, tapi dia tampak enjoy saja, walaupun aku telat 10 menit.

Pagi ini adalah pengalaman pertamaku, menjadi penyiar disebuah radio besar anak muda di kota Bandung.

Walau pun kantuk, namun aku terus mencoba tetap profesional dalam bekerja. Karena hari ini, juga termasuk penentuan, apakah aku pantas dilepas untuk siaran sendirian membawa program acara yang telah ditentukan ???

Setelah menahan kantuk yang menggangguku, akhirnya aku pun berhasil siaran pagi ini.

----- ***** -----

Sudah sebulan lebih aku bekerja menjadi penyiar. Dan aku sangat enjoy dengan pekerjaan yang sudah lama aku impi-impikan. Namun kesenangan dan rasa enjoyku tidak untuk Yoga pacarku.

Semenjak aku menjadi penyiar, aku selalu saja sibuk siaran. Sebagai seorang penyiar baru, aku terus saja diminta untuk selalu siaran, baik itu siaran disetiap program-programku yang telah diberikan, mau pun menggantikan para senior-seniorku. Sebagai seorang junior yang baik hati, aku harus mengikuti alurnya.

Karena aku terlalu sibuk siaran, Yoga pacarku menjadi sangat kesal. Karena selama aku menjadi seorang penyiar, aku sama sekali tidak ada waktu untuk jalan dengannya.Yoga pun menjadi sangat kesal.

Suatu hari Ibunya Yoga mengundangku makan malam bersama keluarganya dirumah. Awalnya aku memenuhi undangan tersebut, namun pada hari "H", disaat aku hendak berangkat kerumah Yoga, tiba-tiba mbak Laras memanggilkku dan memintaku untuk menggantikan.

"Lala, sekarang kamu tolong gantikan Indah siaran ya, karena barusan saya dapat telepon dari keluarganya, kalau Ibunya meninggal di Rumah Sakit Umum" kata mbak Laras yang tiba-tiba keluar dari ruangan kerjanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun