Mohon tunggu...
Ngomongin Seni dan Budaya
Ngomongin Seni dan Budaya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - hai saya suka menulis puisi, menggambar, dan curhat.

Suka puisi, suka menggambar, suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku yang Dahulu Ingin Jadi Sastrawan Hebat

30 September 2023   20:27 Diperbarui: 30 September 2023   20:30 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan berbekal bercumbu dalam dunia sastra dan puisi, aku terdorong untuk menjadi bagian dari sastra Indonesia. Awalnya, aku membayangkan bahwa menjadi sastrawan akan memukau dan membanggakan banyak orang.

Antara Impian dan Kenyataan: Perjuangan Seorang Pencinta Puisi

Namun, kenyataannya, menjadi sastrawan Indonesia bukanlah perjalanan yang mudah. Cinta pada puisi sudah membentuk diriku sejak kelas 2 SMP, ketika aku masih selucu marmut. Dalam satu buku khusus puisi yang kupunya, setiap halamannya menyimpan kisah imajinatif. Namun, kehilangan beberapa kumpulan puisi dan kegagalan dalam kompetisi menulis membuatku menyadari bahwa ambisi perlu disertai ketekunan.

Kredit: Instagram @uwanurwan
Kredit: Instagram @uwanurwan

Meski seringkali tak meraih kemenangan dalam lomba puisi, kegagalan itu mengajarkanku betapa pentingnya membuat puisi yang dapat diresapi oleh orang banyak. Perjalanan panjang ini memuncak saat aku meraih juara pertama dalam lomba puisi kampus. Namun, itu hanya sebagian kecil dari perjalanan.

Mengukir Jejak: Meniti Karier Seorang Pencinta Puisi

Perjalanan untuk menjadi sastrawan sehebat tokoh-tokoh besar masih panjang. Meski telah menerbitkan beberapa buku, termasuk dalam penerbit indie, itu hanyalah awal. Menjadi sastrawan berarti harus siap menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang kompleks tentang sastra dan puisi.

Kredit: uwanurwan.com
Kredit: uwanurwan.com

Melihat keterbatasan diriku, impian untuk menjadi sastrawan atau penyair Indonesia mulai kugeser menjadi seorang pembaca puisi. Menjadi pembaca puisi memberi kebebasan untuk menikmati puisi tanpa beban berat seorang sastrawan. Itu seperti menemukan kebebasan baru dan membebaskan diri dari tekanan yang tak terlalu kumengerti.

Seiring perjalanan ini, aku menyadari bahwa menjadi pembaca puisi juga memiliki daya tariknya sendiri. Tidak perlu menjadi ahli atau senior, siapa pun bisa menikmati puisi tanpa merasa terbebani oleh pengetahuan sastra yang mendalam. Bagi saya, menjadi pembaca puisi adalah pilihan yang lebih ringan dan lebih populer.

Dengan langkah ini, mimpiku yang awalnya terlalu besar dan rumit telah turun satu tingkat, tapi kini terasa lebih mungkin untuk diwujudkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun