Pagi ini bayangmu menyatu bersama cat-cat di tembok.Â
Ada sekelebat rindu di sana berbentuk datar dan vertikal.Â
Kamu tersenyum, pamerkan rindu paling dalam, menyeringai.
Kemudian kau menghilang saat ada cahaya matahari terobos jendela.Â
Alunan musik dangdut berdendang di sebelah rumah tetanggaku  kian nyaringkan suaranya.Â
Bayangmu kian lepas tertelan hiruk pikuk yang baru saja dimulai hari ini.
Pagi ini kurindumu.Â
Dekap itu....Â
Genggam itu....Â
Ah, mungkin aku memang terlahir untuk merindukanmu sepanjang waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H