Bergaya hidup sehat seringkali cuma jadi wacana. Wacana yang tak pernah putus sepanjang hayat. "Besok harus olahraga", besoknya apa yang terjadi, bangun siang, bermain smartphone atau menonton televisi sambil ngemil. Kurang gerak.
Mulai bergerak
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam buku panduan tentang Global Recommendations on Physical Activity for Health menyarankan orang dewasa untuk berolahraga minimal 150 menit per minggu. Kalau 150 menit dibagi tujuh hari, kita bisa mendapatkan 21,43 menit. Paling enak dibulatkan jadi 30 menit. Akan ada waktu terbuang beberapa menit untuk beristirahat, minum, atau menghidupkan musik.
Beolahraga sekaligus dua jam per minggu tidak baik untuk kesehatan. Bukannya sehat, justru sakit karena badna pegal-pegal, encok, cedera, kemudian sakit atau bahkan masuk rumah sakit. Menurut Ibnu Jamil, artis yang juga gemar berolahraga, seharusnya berolahraga itu menyenangkan bukan menyiksa. Terlalu lama berolahraga juga tidak bagus untuk tubuh.
Lakukan olahraga rutin dan jika kamu termasuk pemula, jangan berolahraga berat. Tubuh perlu menyesuaikan diri terlebih dahulu dari kondisi malas menuju sehat. Kalau kamu sudah melakukan olahraga berat terlebih dahulu. Ya bayangkan saja, biasanya tidak pernah berolahraga kemudian lari 10 km dengan kecepatan sedang. Selesai berolahraga kamu dirawat di rumah sakit.
Oh ya, saya sempat menulis tips-tips kalau kamu mau ikut lomba lari dari Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono waktu kemaren ikut acara lomba lari di ICE BSD, Tangerang. Klik di sini untuk membaca artikelnya.
Atau sebagai bonus, lakukan olahraga yang menyenangkan, misalnya bermain bola, tennis, volly, berenang, dan lain-lain. Hitungannya itu sudha olahraga berat sih karena tidak mungkin bermain bola atau berenang hanya 10 menit. Iya kan?
Intinya, berolahraga harus disesuaikan dengan tubuh. Jangan berlebihan. Saya mengulang-ulang terus ya? Haha. Maaf, saya hanya ingin memastikan pesan saya tersampaikan jika diulang-ulang.
Pola hidup sehat itu yang bagaimana?
Kesehatan itu mahal. Iya, saya setuju. Banyak orang yang bilang begitu. Nah kalau sakit, ternyata lebih mahal dibandingkan sehat. Tidak menjaga kesehatan justru yang murah. Makan-makanan tidak bergizi, sering makan junk food, sering konsumsi obat-obatan, rutin minum yang bersoda, merokok, dan sering bermalas-malasan di sofa atau kasur. Sungguh murah dan nikmat.
Sudah merasa menjalani hidup sehat setiap hari? Yakin? Kenapa kamu begitu yakin? Apakah kamu bisa jamin, dengan memenuhi nutrisi baik dan berolahraga cukup, tidak akan pernah sakit? Belum tentu. Meski kemungkinan untuk sakit itu kecil, bukan berarti kamu tidak akan pernah sakit. Kalau tidak sengaja kecelakaan atau cedera saat berolahraga? Nah kan, beda lagi.
Menurut saya, setiap kita memang harus sedia payung sebelum hujan. Apa yang harus disiapkan? Tabungan. Ya, saya tidak suka menabung. Bagaimana dong? Mending kamu investasi emas, daftar BPJS, atau daftar asuransi. Tidak ada ruginya kamu daftar di salah satunya atau semuanya.
Saya sempat menulis tentang produk asuransi baru yang bisa kamu jadikan untuk pilihan. Klik di sini untuk membaca artikelnya. Â Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Indonesia sedang menghadapi tantangan besar mengenai kesehatan.Â
Masih ada penyakit infeksi, tingginya penyakit tidak menular (PTM), dan penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul lagi. Salah satu penyebabnya adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang berakibat pada pergeseran pola penyakit.
Mangkanya Kemenkes RI sedang gencar-gencarnya galakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk wujudkan Indonesia sehat. GERMAS meliputi aktivitas fisik 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur, periksa kesehatan rutin, hindari rokok, dan tidak stres.  Jadi menurut  saya, pola hidup sehat sudah tidak boleh lagi jadi wacana. Tahun 2019, kita harus benar-benar sehat! Bismillah. (Uwan Urwan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H