Mohon tunggu...
Uut Wijayanti
Uut Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang belajar menulis

menulislah karena dengan menulis kamu bisa berbagai ilmu maupun informasi kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lika-Liku saat Proses Belajar

31 Mei 2022   12:39 Diperbarui: 31 Mei 2022   12:43 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai guys welcome back, pada kesempatan penulisan artikel kali ini aku kan bercerita, mengulas atau apalah namanya, soalnya tugasnya juga di suruh buat catatan, ulasan, evaluasi untuk refleksi pembelajaran selama satu semester ini. Baiklah aku tak tahu harus memulai menulis tugas artikel kali ini, mungkin aku akan menulis apa yang mengalir dikepalaku, tapi setelah dipikir-pikir ini bukan seperti artikel melainkan cerita pribadi atau pendapat pribadi yang dipublikasikan.

Okey memasuki semester dua aku merasa tidak bersemangat berkuliah kembali, entah karena efek tertahan di asrama selama liburan dan tidak diperbolehkan pulang. Pada saat semester dua, kuliah kembali dilakukan secara daring, padahal waktu semester satu setelah UTS kuliah diadakan secara offline tatap muka, karena tingginya kasus covid-19 di kota Malang maka pihak kampus mengambil keputusan bahwa semester dua dilakukan secara daring. Dengan adanya kabar kuliah dilaksanakan secara daring hatiku harus senang atau susah, senang bagi anak yang introvert sepertiku untuk tidak banyak berinteraksi dengan banyak orang, atau malah merasa susah dan sedih karena pembelajaran kurang efektif dan terasa cepat membosankan. Terkadang dengan diadakan kuliah secara daring membuat siswa malas untuk mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosen dan biasanya mereka meremehkan dan menyepelekannya dengan off-camera.

Tak bisa dipungkiri aku pun pernah melakukannya entah karena malas untuk berpakaian rapi dan memilih mendengarkan materi dengan off-camera. Meskipun aku tahu aku telah melakukan perbuatan yang salah dan aku merasa bersalah, lalu kemudian bertekad untuk lebih rajin dan lebih disiplin lagi dalam mengikuti perkuliahan secara daring. Untuk perkuliahan secara daring mungkin akan terasa mudah bosan karena tidak adanya interaksi secara langsung seperti pada perkuliahan pada umumnya yang dilakukan secara offline tatap muka.

Sebagai salah satu orang yang ber-MBTI Introvert perkuliahan daring merupakan suatu kenikmatan. Namun juga cukup membuat bosan karena kegiatan keluar masuk asrama dibatasi sebagai akibat tingginya kasus covid-19. Untuk sarapan dan makan sore misalnya, kami para mahasiswa yang berada di asrama tidak diperbolehkan membeli makanan dari luar area asrama, baik secara gofood maupun secara shopeefood. Alhasil para mahasiswa yang ingin bersarapan dan makan siang maupun makan sore harus antri berdesak-desakan demi membeli sebungkus nasi untuk mengisi perut.

Tidak enaknya kuliah secara daring salah satunya yaitu jika kita tidak paham akan salah satu materi perkuliahan, kita tidak bisa bertanya maupun belajar bersama teman sekelas, dan masalah seperti itu yang sedang saya rasakan ketika melakukan perkuliahan daring. Untuk tugas pun tak lupa terus menunggu di setiap minggunya, aku pun pusing akan tugas yang diberikan oleh dosen, mana waktu deadline nya bersamaan dengan tugas yang lainnya, alhasil aku bingung tugas yang mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Bagi anak yang lintas jurusan sepertiku mungkin akan lebih sedikit sulit untuk memahami beberapa materi yang sedang dipelajari. Terkadang aku merasa salah pilih jurusan pada saat mendaftar kuliah, ingin mengeluh tapi sadar masih ada universitas yang bisa menampung orang sepertiku, jadi bagaimanapun keadaannya aku harus lebih giat belajar mengikuti pembelajaran yang tertinggal.

Dan setelah saya refleksi diri, aku bertanya-tanya selama dua semester pada perkuliahan ini, hasil apa yang aku dapatkan? Apakah aku sudah memperoleh hasil? Bagiku selama pembelajaran dua semester ini mungkin tidak ada hasil bagiku, karena aku hanya mengikuti arus, seperti arus sungai yang mengalir tanpa ada tujuan, jika ada tugas aku pun mengerjakan, jika ada perkuliahan aku pun mengikuti. Jadi aku hanya mengikuti alur saja tanpa menciptakan sebuah hal yang bisa membuat aku lebih bisa menikmati hasil belajarku selama dua semester ini.

Sejujurnya aku tipe anak yang gampang malas, entah faktor lingkungan atau faktor apa aku pun tidak tahu kenapa aku bisa menjadi orang pemalas. Malas mengikuti kegiatan, malas mengikuti perkumpulan malas jalan-jalan keluar, mungkin karena aku anak introvert dan pendiam yang tidak menyukai keramaian. Bagiku berada dizona nyaman membuatku malas melakukan kegiatan, ketika selesai mengikuti perkuliahan biasanya aku langsung main handphone saja, berbeda dengan teman-temanku yang sudah memiliki banyak rencana mengikuti kegiatan, mengikuti perkumpulan, jalan-jalan keluar. Cukup rebahan dikamar dan main handphone menurutku itu sebuah hal yang nyaman, aku hanya keluar jika ingin keluar jalan-jalan dan malah terkadang aku keluar itupun karena mengerjakan tugas, misalnya tugas kewarganegaraan.

Dengan adanya tugas membuat artikel kewarganegaraan, menjadikan aku bersyukur karena dengan adanya tugas itu aku bisa banyak mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi, karena

Bisa dikatakan aku anak nolep tidak suka keluar dari zona nyaman dan hanya memilih tinggal dirumah dan rebahan. Namun dengan adanya tugas wawancara dan membuat artikel aku dapat mengunjungi tempat-tempat yang belum aku kunjungi selama ini. Jujur saat mengerjakan tugas artikel kewarganegaraan aku mengalami sedikit kesulitan, karena tugasnya diharuskan wawancara terlebih dahulu baru kemudian ditulis dan di posting sebagai artikel di portal berita online Kompasiana. Untuk mengerjakan tugas kewarganegaraan mengenai tempat peribadatan agama lain, aku dan teman-teman sekelas kesulitan untuk mengatur dan harus menyesuaikan waktu terlebih dahulu karena kami juga memiliki jadwal perkuliahan yang padat. Pada akhirnya waktu weekend kami gunakan untuk obsevasi tugas artikel kewarganegaraan yang mana seharusnya di hari weekend kita beristirahat dari segala macam mumetnya materi perkuliahan serta mendinginkan kepala akibat memproses materi perkuliahan beberapa hari yang lalu sebelum nanti kita bertempur dengan materi perkuliahan di minggu depan.

Tapi it's okey namanya juga proses belajar, mesti mengalami kesulitan dalam prosesnya, tapi jangan jadikan sebuah kesulitan atau rintangan menjadi alasan kalian tidak mau belajar, apapun tugas yang diberikan sudah menjadi kewajiban kita sebagai penuntut ilmu, maka kita wajib dan harus mengerjakan tugas yang telah diberikan baik tugas yang mudah maupun tugas yang sulit. Meskipun banyak kesulitan yang didapat pada saat mengerjakan tugas artikel kewarganegaraan, kami bisa mengambil sisi positifnya, misalnya ketika tugas observasi tempat peribadatan agama lain kita juga mendapatkan informasi secara langsung dari ahlinya.

Tugas-tugas membuat artikel seperti itu dapat memberikan pelajaran yang berguna dan bermanfaat bagiku maupun bagi teman-teman yang lainnya, dan yang paling membuat tersentuh hatiku yaitu ketika  melakukan tugas artikel tentang berbagi bersama. Dari tugas itu aku mendapatkan pelajaran untuk selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah kepadaku, karena tidak semua orang memiliki takdir sama seperti kita, kadang ada orang yang takdirnya dibawah kita ada yang takdirnya diatas kita, apapun takdirnya kita harus tetap bersyukur, dan apabila kita masih sanggup untuk berbagi kepada saudara kita yang kurang mampu maka sempatkanlah dan luangkan sedikit waktu dan rezekimu untuk berbagi, karena bagi mereka rezeki yang datang tak disangka merupakan suatu hal yang membahagiakan.

Mungkin itu saja yang dapat aku tulis untuk tugas artikel kali ini, kurang lebihnya saya minta maaf apabila ada salah kata baik dalam perkataan maupun penulisannya. Untuk pak Edy Purwanto (maaf pak, jadi ingat teman saya namanya juga Edy Purwanto) selaku dosen mata kuliah kewarganegaraan saya berterima kasih banyak dengan adanya tugas dari bapak saya dapat belajar lebih banyak tentang kehidupan. Terima kasih karena tugas dari bapak saya dapat sedikit memiliki hasil selama pembelajaran dua semester ini, mungkin bukanlah hasil pembelajaran seperti pembelajaran pada umumnya, namun pembelajaran tentang kehidupan dan pentingnya selalu bersyukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun