Mohon tunggu...
Uun Nugraha
Uun Nugraha Mohon Tunggu... Pegawai -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi│Tentang

13 Agustus 2018   08:17 Diperbarui: 13 Agustus 2018   08:33 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tentang penangkapan yang dia sendiri bilang public figure

Tentang celotehan dukun masa kini memberi petuah pada pasien yang mengantri

Tentang aspal mulus seputaran istana-istana dan real estate

Tentang...sandiwara.

....menjelang malam dalam dingin gerimis aku bertemu pedagang roti tawar memakai topi kebasahan berkerudung plastik sobek menuntun sepeda kempes ban belakangnya di jalan menanjak agak terburu waktu agar bisa cepat menemui anak istri membeli satu liter beras dari laba roti satu hari itu ia berdagang tanpa menguranginya karena ia percaya;

Tentang senyuman dan sajian air putih hangat sang istri,

Tentang cerita si bungsu waktu main tadi sore tidak dipinjemin sepeda,

Tentang obrolan si penengah membantu merapihkan genting atap rumah tetangga,

Tentang usulan si cikal untuk ikut pamannya bekerja bangunan di kota,

....setelah semua tertidur,

Ia menangis!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun