Evaluasi lahan merupakan suatu proses penilaian sumber daya lahan agar kemapuan lahan. Hasil evaluasi lahan akan diketahui tingkan kemampuan atau kualitas lahan dalam pemanfaatannya atau arahan penggunaan sesuai dengan keperluan. Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya pemanfaatannya maka hasil pemanfaatannya tidak akan optimal atau akan mengakibatkan kerusakan lahan.
Evaluasi kemampuan lahan atau evaluasi potensi lahan merupakan suatu penilaian untuk mengetahui potensi suatu lahan agar lahan tersebut dapat direncanakan sesuai dengan pemanfaatanya penggunaan berbagai sistem pertanian, lahan terbangun atau lainnya agar perencanaan pemanfaatan lahan dapat tersusun dengan baik. Maka dari itu, dengan dilakukannya evaluasi lahan dapat diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian lahan atau kemampuan lahan untuk penggunaan lahan tersebut.
 Klasifikasi kemampuan lahan adalah penilaian lahan atau komponen lahan secara sistematik dan pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari (Arsyad, 1989).
Menurut FAO (1976) struktur klasifikasi kesesuaian lahan dibagi menjadi empat kategori yaitu :
- ordo kesesuaian, mencerminkan macam kesesuaiannya
- kelas kesesuaian, mencerminkan derajat kesesuaian lahan dalam order
- sub kelas kesesuaian, mencerminkan macam hambatan atau macam perbaikan utama yang dibutuhkan dalam kelas
- unit kesesuaian, mencerminkan perbedaaan- perbedaan minor yang dibutuhkan dalam pengelolaan sub kelas
Order kesesuaian lahan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Order sesuai (S) dapat dibagi lagi menjadi kelas-kelas. Jumlah kelas pada order sesuai tidak ditentukan, tetapi diusahakan sesedikit mungkin untuk memudahkan interpretasi. Dalam hal ini terdapat tiga kelas dalam order sesuai yang didefinisikan secara kuantitatif adalah sebagai berikut :
- kelas S1 (sangat sesuai) adalah lahan yang tidak mempunyai pembatas serius dalam menerapkan pengelolaan yang diberikan atau hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti yang tidak secara nyata berpengaruh terhadap produksinya dan tidak menaikkan masukan melebihi yang biasa diberikan.
- kelas S2 (cukup sesuai) adalah lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk suatu penggunaaan yang lestari. Pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, dan meningkatkan masukan yang diperlukan.
- kelas S3 (sesuai marginal) adalah lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas atau keuntungan dan perlu menaikkan masukan yang diperlukan.
- Order tidak sesuai (N) biasanya ada dua kelas yaitu:
- kelas N1 (tidak sesuai saat ini) adalah lahan yang mempunyai pembatas sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional.
- kelas N2 (tidak sesuai untuk selamanya) adalah lahan yang mempunyai pembatas sangat berat, sehingga tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari.
Kesesuaian lahan pada tingkat satuan (unit) merupakan pembagian lebih lanjut dari sub kelas. Semua satuan (unit) dalam satu sub kelas mempunyai tingkat
Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kopi di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung
Wilayah Kecamatan Bulu terletak pada ketinggian tanah rata-rata 772 m dpl, dengan suhu maksimum 29 C dan suhu minimum 18 C. Rata- rata jumlah hari hujan 64 hari dan banyaknya curah hujan 22 mm/th. Mata pencaharian masyarakat Temanggung sebagian besar  sebagai petani, selain sektor pertanian masyarakat Temanggung juga bermata pencaharian di sector perkebunan, salah satunya perkebunan kopi (2011).
Di Kecamatan Bulu terdapat 7 (tujuh) jenis satuan lahan, dengan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman kopi yaitu di Kecamatan Bulu lahan cukup sesuai (S2), lahan sesuai marginal (S3). Berdasarkan data tersebut di atas di Kecamatan Bulu lebih banyak daerah dengan lahan sesuai marginal (S3). Wilayah yang termasuk dalam kelas lahan cukup sesuai (S2) yaitu Desa Pandemulyo yang berada pada lahan sub kelas S2kj dengan faktor pembatas kedalaman efektif tanah dan pH dan Desa Wonotirto dyang berada pada lahan sub kelas S2ovkjt dengan faktor pembatas drainase, tekstur, kedalaman efektif tanah, pH dan kemiringan lereng (2011).
sumber :Â
https://lib.unnes.ac.id/10130/1/10108.pdf