Mohon tunggu...
Utris Sutrisna
Utris Sutrisna Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

saya seorang pengajar yang tertarik dengan dunia tulis menulis, pengembangan diri dan motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ruang Kelas Kehidupan

27 Mei 2024   15:52 Diperbarui: 27 Mei 2024   17:04 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan kita di dunia ini seperti ruang kelas karena memang selama kita hidup, selama itu juga kita harus terus belajar dan tidak akan pernah ada hentinya sampai kita menuju batas akhir hidup kita di dunia. Kita akan bertemu dengan banyak sekali ruang kelas-ruang kelas dalam kehidupan kita yang disebut dengan "Ruang Kelas Kehidupan".

Ketika saat ini kita diamanahi oleh Allah sebagai orang tua maka kita sedang berada di "ruang kelas menjadi orang tua". Bagaimana menjadi orang tua yang sesuai dengan ajaran islam? Bagaimana seharusnya peran seorang ayah, peran seorang ibu? Bagaimana mendidik anak balita, remaja, dewasa? dan masih banyak lagi.

Lain lagi ketika saat ini kita berada diposisi seorang pemimpin berarti kita sedang berada di "ruang kelas seorang pemimpin". Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang menginspirasi? Keterampilan apa saja yang dibutuhkan? Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seorang pemimpin dan lain sebagainya serta masih banyak ruang kelas lain sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang kita jalani hari ini.

Seperti halnya sekolah, di dalam ruang kelas kita akan mendapati begitu banyak tugas-tugas, permasalahan, dan juga ujian yang akan membuat kita menjadi naik kelas atau tetap berada di kelas yang sama. Permasalahan itu kadang dapat menguatkan dan menghebatkan seseorang, kadang pula menjatuhkan seseorang sampai tak berdaya-tak bisa apa-apa. Bagi sebagian orang menganggap bahwa dengan adanya masalah dia semakin banyak belajar, merasa dirinya tertantang untuk menjadi problem solver bahkan merasa bersyukur. Tetapi pada sebagian yang lain, adanya masalah membuat dia takut, gelisah, khawatir dan perasaan negatif lainnya. Sebisa mungkin dia harus menghindari dan menjauh dari masalah. Padahal masalah itu bisa datang kapan saja bahkan tanpa kita minta dan kita undang.

Dunia memang tempatnya kita berpeluh keringat, bersusah payah dan tempatnya berjuang jadi wajar saja kalau kita akan menemui banyak rintangan, ujian, permasalahan. Tidak mungkin hidup di dunia, selamanya kita akan baik-baik saja ataupun bahagia saja karena ini bukan tempatnya, tempat sejati yang penuh dengan keberkahan dan kebahagiaan yang abadi adalah surga Allah SWT.

Dengan bekal keyakinan itu siapapun yang hari ini sedang merasa terpuruk, banyak masalah, merasa buntu tidak ada jalan keluar percayalah masih ada Allah yang selalu setia dan sabar menunggu kita untuk kembali menghamba kepada-Nya. Ingat kembali bagaimana Allah menghibur dan memberikan janji kepada kita yang sedang dirundung masalah dalam Q.S Al-Insyirah ayat 5-8 yang artinya "Maka, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Apabila engkau telah selesai (dengan suatu Kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk Kebajikan yang lain). Dan hanya kepada Allah lah kamu berharap."

Selain itu kita juga harus yakin kita tidak sendirian, banyak juga orang di luar sana yang  mengalami banyak masalah bahkan mungkin jauh lebih berat dibandingkan kita. Jadi tidak perlu mencari banyak pembenaran atas kesalahan yang memang sudah dilakukan cukup diam sejenak, akui, ubah keyakinan dan mindset serta ayo fokus cari solusi pasti ada jalan keluar.

Begitulah kehidupan dengan segala macam ruang kelas di dalamnya yang setiap hari menawarkan kesempatan baru untuk belajar dan memperbaiki diri, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Semoga kita senantiasa bisa terus naik kelas dalam kehidupan kita makin banyak rasya syukurnya dan makin sedikit mengeluhnya.

Tangerang, 27 Mei 2024

Utris Sutrisna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun