Guru merupakan ujung tombak dari kualitas pendidikan dan kemajuan peradaban bangsa. Bukti otentik untuk menguatkan pendapat itu bisa kita lihat dari sejarah Jepang yang dapat bangkit kembali dari keterpurukan hampir di semua bidang kehidupannya akibat bom atom di kota Nagasaki dan Hiroshima.Â
Mengapa hal itu terjadi? Karena mereka sangat peduli sekali terhadap pendidikan. Hal ini terekam dalam sejarah yang mengabarkan bahwa kaisar jepang langsung menanyakan berapa jumlah guru yang masih hidup pasca pemboman itu terjadi. Kenapa sang kaisar menanyakan keberadaan jumlah guru alih-alih menanyakan pasukan perang yang masih ada?Â
karena kaisar Hirohito percaya bahwa keterpurukan ini disebabkan oleh ketidakmampuan pasukan perangnya untuk belajar. Meskipun tentara dan jenderal Jepang mungkin mahir dalam senjata dan strategi perang tetapi mereka tidak bisa memprediksi bahwa Amerika akan menjatuhkan bom nuklir.
Selain itu, kita dapat menemukan bahwa negara maju lain seperti Finlandia, memberikan perhatian yang sangat besar pada guru dan pendidikan sehingga mereka dianggap sebagai negara dengan pendidikan terbaik di dunia. Di sana kualitas guru sangat diperhatikan, tidak diperbolehkan untuk mengajar pada institusi Pendidikan kecuali telah menyelesaikan studi Ilmu Pendidikan Guru dan mendapatkan gelar pascasarjana, itu berlaku disemua jenjang Pendidikan.Â
Guru juga sangat di hormati dan dipercaya akan keilmuannya sehingga banyak lulusan SMA yang ingin mendaftar dalam program studi Ilmu Pendidikan Guru.
Begitulah pentingnya peran guru bagi kemajuan sebuah bangsa. Sebuah bangsa yang cerdas harusnya dapat memberikan perhatian dan perlakuan yang baik kepada pendidikan dan juga guru karena mereka akan menjadi penggerak kemajuan bangsanya di masa yang akan datang.Â
Lalu bagaimana dengan guru yang berada di bawah naungan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (SIT)? Guru SIT memiliki kualifikasi tambahan dari guru pada umumnya, yakni diupayakan mempunyai hafalan Al Quran minimal juz 30 untuk guru mata Pelajaran dan 5 Juz untuk guru Quran.Â
Selain itu, guru SIT juga harus menjadi teladan terdepan dalam menerapkan nilai-nilai kesilaman baik dalam lingkungan sekolah dan juga lingkungan masyarakat karena ruh Sekolah Islam Terpadu adalah bagaimana menjadikan anak didiknya menjadi seorang abid, khalifah dan ulil albab sesuai dengan apa yang menjadi filosofis Sekolah Islam Terpadu.
Dari filosofis tersebut, sejatinya SIT memiliki semangat dalam memberikan pelayanan pendidikan yang seimbang antara akademik dan karakter, antara kehidupan di dunia dan di akhirat serta berkualitas dan juga optimal. Guru-guru SIT pun memiliki tanggung jawab yang besar serta berperan penting pada penerapan filosofis tadi yaitu membentuk generasi unggul yang berlandaskan nilai-nilai keislaman. Jika kita perinci lagi maka setidaknya ada dua poin yang guru-guru SIT berikan untuk perkembangan Pendidikan Indonesia
Keseimbangan ilmu pengetahuan