Mohon tunggu...
Utris Sutrisna
Utris Sutrisna Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

saya seorang pengajar yang tertarik dengan dunia tulis menulis, pengembangan diri dan motivasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Oleh-Oleh dari Negeri Sakura (Sebuah Refleksi dari Learning Experience)

4 Februari 2024   13:07 Diperbarui: 4 Februari 2024   13:11 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya memiliki kesempatan yang luar biasa untuk mengalami pengalaman belajar secara langsung di sebuah negara yang terkenal akan kedisiplinannya pada bulan November 2023 lalu. Ya betul, negara itu adalah jepang. 

Di tengah modernitas dan kemajuan teknologi dan inovasi yang terus tumbuh, negara tersebut masih memegang teguh tradisi kebudayaannya. Kita dapat belajar banyak dari tradisi seperti minum teh, ikebana, Hanami, dan mengenakan kimono. Saya pikir ini menjadi sesuatu yang unik meskipun banyak sekali inovasi dan teknologi yang sangat maju tetapi orang jepang sangat menghargai dan menjaga warisan leluhurnya, hal ini perlu kita contoh dan terapkan kepada anak-anak kita.

Ketika saya tiba di Jepang, hal pertama yang terlintas di benak saya adalah udaranya yang sejuk, teratur, dan kental akan teknologi. Dari bandara, stasiun, hotel, hingga universitas dan sekolah, budaya Jepang yang disiplin dan kemajuan teknologi sangat kuat. Tulisan ini akan memberikan beberapa contoh kebiasaan budaya Jepang yang sangat dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.         

1. Budaya mengantri

Di tempat umum Jepang yang saya temui, budaya antri sangat terasa sekali. Pertama ketika di bandara, mulai dari pengecekan visa dan passport, mengambil barang sampai keluar dari gate semua orang secara otomatis mengantri mengikuti petunjuk, baik melalui tulisan atau simbol, maupun arahan dari petugas bandara sehingga meskipun banyak sekali orang waktu itu tetapi tetap rapih dan teratur. 

Begitupun ketika di stasiun kereta, ketika hendak membeli makanan, membayar makanan, menaiki lift semuanya menjunjung tinggi budaya antri. Menariknya ketika mengantri mereka tetap memberikan prioritas jalan kepada pengguna yang lain bahkan ketika menaiki atau menuruni tangga seperti sudah ada aturan yang tidak tertulis jika kita ingin mengejar waktu maka harus berada di sebelah kanan jika ingin santai kita harus berada di sebelah kiri.  

2. Budaya mengelola sampah

Selain mengantri, saya juga sangat terkesan dan cukup kaget juga terkait permasalahan membuang sampah di jepang karena bagi saya agak merepotkan, kenapa? 

Di sana sangat jarang sekali ditemui tempat sampah yang ada di jalanan dan pertokoan sehingga kita seolah "dipaksa" untuk tidak membuang sampah ataupun memiliki sampah yang pada akhirnya kita menyimpan sampah tersebut sampai menemukan tempat sampah atau sampah tersebut di bawa pulang. 

Pengamatan saya tempat sampah hanya ada pada tempat-tempat tertentu saja, tentunya selain rumah sendiri. Misal ada di dalam bandara, stasiun, universitas, sekolah dan toko atau tempat makan tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun