Mohon tunggu...
Thomas Utomo
Thomas Utomo Mohon Tunggu... -

Guru di SD Universitas Muhammadiyah Purwokerto. \r\nMenulis di Story, Potret, Suara Muhammadiyah, Annida, Radar Banyumas, Satelit Post, Nikah, Fatawa, dll.\r\nKontributor buku Creative Writing (STAIN Press, 2013) bersama Abdul Wachid BS, dkk.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rahasia Memoles Kecantikan Hati

23 Februari 2015   15:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:40 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul:Kamu Cantik Dari Hatimu

Penulis:Asri Istiqomah

Penerbit:Indiva Media Kreasi

Cetakan:Pertama, Desember 2013

Tebal:192 halaman

ISBN:978-602-8277-78-5

Peresensi:Thomas Utomo

Pada dasarnya, kaum Hawa adalah makhluk yang sangat memperhatikan penampilan lahiriah. Karena itu tidak “mengherankan” bila salon-salon kecantikan maupun mall-mall yang menyediakan gaun-gaun indah menjadi tempat kunjungan utama golongan ini. Tapi sayangnya, upaya mempercantik penampilan lahiriah tersebut tidak selalu dibarengi upaya mempercantik kondisi batiniah. Padahal keadaan batiniah seseorang dapat terpantul secara lahiriah pada saat ia berbuat atau berbicara. Lalu apa jadinya, jika orang yang secara lahiriah menyuguhkan kecantikan yang menawan, namun cara berlaku, berpikir, dan berbicaranya justru menunjukkan hal yang sebaliknya? Inilah yang pernah dikatakan sastrawan Nh. Dini sebagai “perempuan boneka” ialah perempuan yang secara ragawi tampak menarik serupa boneka, namun isi kepala dan rongga dadanya kosong, tanpa kualitas.

Guna menghindari hal tersebut, ada baiknya bila kaum Hawa membaca buku ini. Isinya menyuguhkan penyadaran dan pembelajaran akan pentingnya merehab diri mulai dari dalam. Namun, sebelum mulai merehab diri, masing-masing pribadi tentu perlu mengenali dulu jenis potensi yang dimiliki, sehingga akan memudahkan untuk memetakan letak atau posisi diri berdasarkan potensi yang telah dikenali. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengenali potensi diri antara lain; Pertama, mengenali kesukaan diri sendiri. Kedua, mengenali jenis bacaan yang disukai (kita perlu mafhum bahwa kualitas isi bacaan dapat turut mempengaruhi pola pikir dan perbuatan kita). Ketiga, mengenali hasrat dalam diri guna menumbuhkan motivasi. Keempat, membuat daftar SWOT (strength/kekuatan, weakness/kelemahan, opportunity/kesempatan, dan threat/ancaman) diri sendiri. Kelima, mencari dan menemukan sisi jenius/kelebihan diri. Keenam, banyak berinteraksi dengan orang lain guna meluaskan wawasan dan menangkap hal-hal baru dari sekeliling (halaman 25-32).

Dengan dasar pijakan berupa pengenalan potensi diri tersebut, kaum Hawa dapat mulai merehab diri dengan mengembangkan terlebih dahulu kekuatan keyakinan, kekuatan semangat, kekuatan kedamaian pikiran, kekuatan kebijaksanaan, dan kekuatan komunitas (halaman 32-33). Dalam upaya mengembangkan kekuatan tersebut, hal-hal yang perlu diingat adalah; Pertama, harus menyadari bahwa diri sendiri memiliki DNA sukses. Kedua, harus mampu menghancurkan batas penghalang yang tidak kelihatan. Ketiga, sesekali bertindak seperti anak kecil. Langsung aksi, jangan takut risiko, jangan takut malu! Keempat, menciptakan lingkungan yang tepat. Kelima, membuang sampah dari mulut atau jangan banyak alasan. Keenam, berinvestasi untuk bagian tubuh (halaman 34).

Di samping itu, perlu dikenali pula tipe karakter diri seperti tipe sanguinis, koleris, melankolis, dan plegmatis (halaman 37-44). Juga karakter diri berdasarkan golongan darah (halaman 45-50). Setelah menentukan posisi karakter diri sendiri, kaum Hawa juga perlu memahami dan mengepaskan atau setidak-tidaknya mencari penyesuaian karakter yang dimiliki dengan karakter ideal muslimah salihah. Karakter yang dimaksud yaitu; Pertama, akidah yang bersih. Kedua, ibadah yang benar. Ketiga, akhlak yang kokoh. Keempat, kekuatan jasmani. Kelima, intelek dalam berpikir. Keenam, berjuang melawan hawa nafsu. Ketujuh, pandai menjaga waktu. Kedelapan, teratur dalam urusan. Kesembilan, kemandirian secara finansial. Kesepuluh, bermanfaat bagi sekeliling (halaman 85-91).

Selain menguraikan penjelasan di atas, buku ini juga menekankan pentingnya menanamkan kedisiplinan, manajemen keikhlasan dan rasa syukur, mindset yang tepat tentang kebahagiaan, dahsyatnya kekuatan doa, kekuatan ukhuwah, dan keberkahan membangun jaringan silaturahmi. Khusus yang disebut terakhir ini bahkan dipaparkan pula mengenai benefit membangun jaringan silaturahmi, ialah antara lain untuk meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko terserang alzeimer, membuat fit, mengasah otak, dan memperpanjang usia (halaman 172-174).

Paket plus dari buku ini adalah pencantuman cara menggaet banyak teman dan memperluas jaringan yang dipetik dari bukuHow to Win Friends and Influence People (halaman 176-179). Sekadar trivia, buku berbahasa Inggris tersebut adalah buku laris yang terjual lebih dari lima juta eksemplar. Di samping itu, dicantumkan pula cara membuang dan menyingkirkan dendam (halaman 186), juga perlunya mengambil waktu untuk diri sendiri di luar rutinitas kerja atau kewajiban yang menekan (halaman 187-188).

Intisari dari buku ini adalah ajakan bagi para perempuan untuk lebih memoles diri dari dalam, karena kecantikan lahiriah saja tidak cukup. Nilai kemanusiaan seorang perempuan—dan laki-laki tentu saja—di hadapan Tuhan dan lingkungan adalah pancaran kebajikan dari dalam dirinya yang merupa dalam bentuk perbuatan. Bila perbuatan yang merupakan pengejawantahan dari sesuatu yang “tersembunyi” dalam dirinya baik dan bermanfaat bagi sekeliling, maka amat bernilailah harga kemanusiaan orang itu; demikian pula sebaliknya. Kalau menurut bahasa agama, “Sebaik-baiknya orang di antara kamu adalah yang memberi manfaat bagi sekeliling.” Sementara menurut ajaran Jawa ialah, “Memayu hayuning bawana” atau “Memberi kemanfaatan bagi lingkungan.”

Tentu saja hanya perempuan yang intens memoles kecantikan hatinyalah yang dapat berlaku demikian. Dan buku ini turut memandu para perempuan menuju ke sana—menjadi perempuan tangguh yang kemilau dirinya memancar dari hati.

Ledug, 6 April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun