Sebagai negara kepulauan dan tropis, sesungguhnya Indonesia adalah negara dengan potensi energi surya yang amat besar dengan teknologi Bifacial PV / Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebut ada 375 lokasi waduk dan danau di seluruh Indonesia yang bisa menjadi lokasi pemasangan PLTS terapung.Â
Lebih lanjut lagi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merinci 28 lokasi untuk pengembangan PLTS terapung tahap pertama, yakni 3 lokasi di pulau Sumatera dengan total potensi 7.150 MW, 1 lokasi di pulau Kalimantan dengan total potensi 26,7 MW, 13 lokasi di pulau Jawa dengan total potensi 1.919 MW, 6 lokasi di pulau Sulawesi dengan total potensi 2.919 MW, dan 5 lokasi di wilayah Indonesia timur dengan total potensi 39,4 MW.
Secara harga, pengembangan PLTS terapung membutuhkan biaya lebih besar karena membutuhkan teknologi karena membutuhkan sistem yang bisa menahan korosi garam dan kelembaban air. Pemanfaatan waduk pun butuh mempertimbangkan faktor keamanan, fungsi waduk sendiri, daya rusak air yang tertuang, bahkan sampai kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat setempat.
Beruntungnya, produsen inverter merk Sungrow yang dikenal sebagai The World's Most Bankable Inverter, mempunyai teknologi PLTS terapung yang memiliki kinerja lebih efisien, dimana air mampu mendinginkan panel saat proses menghasilkan listrik. Hal ini bisa mengurangi penguapan air, menjaga keberadaan air di danau lebih lama.Â
Teknologi ini berhasil di aplikasikan di proyek PLTS terapung terbesar di dunia berkapasitas 40 megawatt yang terletak di Kota Huainan, Provinsi Anhui, Tiongkok. PLTS terapung ini telah membantu 15 ribu rumah untuk mendapatkan akses energi bersih dari matahari.
Utomo SolaRUV, sebagai perusahaan jasa solusi pemasangan PLTS berskala nasional, melihat hal ini sebagai optimisme mencapai akselerasi transisi energi. Sebagai authorized distributor dan pusat servis Sungrow Power, merk inverter paling berpengaruh di dunia, Utomo SolaRUV berkomitmen bisa menjadi pemain aktif dalam membuka pasar baru PLTS terapung di Indonesia.Â
Bukan omong belaka. Komitmen tersebut dibuktikan dengan penandatanganan nota kerjasama dengan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk, pada rangkaian acara Indonesia Solar Summit (ISS) 2022, yang diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), (19/04).
Masyarakat Indonesia pasti menantikan proyek-proyek PLTS terapung di lokasi mana saja yang akan digarap Utomo SolaRUV, dimana tentunya dengan dukungan teknologi Sungrow, akan menjadi bagian dari pencapaian target 23 persen Pembangkit EBT (Energi Baru Terbarukan) dalam bauran energi nasional pada tahun 2025.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H