Mohon tunggu...
Utiket Com
Utiket Com Mohon Tunggu... -

Search engine yang fokus pada maskapai penerbangan berbiaya rendah untuk menemukan tiket termurah dengan mudah, cepat dan akurat.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lima Stasiun Kereta Api Tertua di Indonesia

1 Oktober 2014   23:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:44 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kereta api sudah menjadi salah satu sarana transportasi favorit di Indonesia ini. Hampir di setiap daerah terutama di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera terdapat stasiun kereta api. Beberapa stasiun itu telah menjadi saksi sejarah perkembangan kereta api di Indonesia. Berikut beberapa stasiun kereta api tertua yang ada di Indonesia.

Stasiun Semarang Gudang/Tambaksari (1864)


Stasiun ini merupakan stasiun kereta api tertua yang ada di Indonesia yang dibangun oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atas perintah Gubernur Jenderal Baron Sloet van de Beele pada tanggal 16 Juni 1864. Stasiun ini menjadi saksi sekaligus tempat peluncuran kereta api untuk pertama kalinya di Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1867.

Stasiun Semarang Tawang (1868)


Stasiun tertua kedua di Indonesia juga masih berada di Semarang. Namanya Stasiun Semarang Tawang yang merupakan stasiun induk di Tanjung Mas, Semarang utara. Stasiun ini diresmikan pada tanggal 19 Juli 1868 dengan jalur dari Semarang Tawang ke Tanggung. Pada tahun 1873 jalurnya diperpanjang hingga ke Solo Balapan dan Lempuyangan Yogyakarta. Sampai saat ini stasiun ini masih digunakan, namun untuk kereta api kelas ekonomi tidak singgah di stasiun ini.

Stasiun Lempuyangan Yogyakarta (1872)


Satasiun yang berada di pusat kota Yogyakarta ini ternyata sudah ada sejak tanggal 2 Maret 1872 serta menjadi stasiun tertua ketiga di Indonesia. Meskipun bukan stasiun utama di kota Yogyakarta, namun hingga saat ini Stasiun Lempunyangan masih digunakan. Semua kereta ekonomi yang melitas di wilayah Yogyakarta berhenti di stasiun ini. Memang Stasiun Lempunyangan sudah banyak mengalami renovasi, namun ciri khas bangunan utamanya yang antik masih tetap dipertahankan.

Stasiun Buitenzorg/Bogor (1872)


Stasiun ini dulunya dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1872 dan digunakan sebagai stasiun terakhir untu jalur Batavia-Buitenzorg (Jakarta-Bogor). Stasiun dibuka pada tahun 1873, awalnya jalur ini masih menggunakan kereta kuda, namun karena peningkatan jumlah penumpang maka digunakanlah kereta api. Bangunan stasiun hingga kini masih ada dan tetap mempertahankan ciri khasnya. Bangunanya sangat klasik terdiri dari dua lantai dengan arsitekturnya yang bergaya Eropa. Di salah satu ruangan terdapat prasasti marmer yang didirikan pada tahun 1881. Prasasti ini merupakan persembahan karyawan bagi D Marschalk yang pada saat itu memasuki masa pensiun, serta sebagai bentuk penghormatan atas jasanya yang telah mengembangkan perkeretaapian di Pulau Jawa.

Stasiun Ambarawa (1873)


Stasiun ini berada di Ambarawa, Jawa Tengah dan telah beralih fungsi menjadi sebuah museum kereta api. Koleksi museum ini cukup lengkap. Banyak kereta api antik yang dulu pernah berjaya pada masanya dan tersimpan di museum Ambarawa ini. Berbagai macam jenis lokomotif uap dari seri B, C, D hingga jenis CC bisa kita temui di sini. Bahkan salah satu kereta api uap dengan lokomotif nomor B 2502 dan B 2503 buatan Maschinenfabriek Esslingen hingga saat ini masih bisa dijalankan sebagai kereta api wisata. Kerata api uap jenis ini termasuk salah satu kereta unik yang ada di dunia. Bahkan kereta api uap dengan jenis yang sama saat ini hanya ada tiga di dunia, satu di Swiss, India dan satu lagi ada di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun