Tragedi kelam di Penjaringan, Jakarta Utara, telah mengguncang batin masyarakat dan memunculkan pertanyaan serius tentang perlindungan anak di dalam keluarga. Insiden ini, yang melibatkan seorang ayah yang diduga melakukan kekerasan terhadap anaknya hingga merenggut nyawanya, menjadi cerminan kegagalan sistem dan perluasan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perlindungan anak.
Kejadian tragis ini menambah daftar panjang kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia. Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi lokasi paling baru yang dicatat sebagai tempat berlangsungnya tindakan kejam yang tidak bisa dihindari ini. Seorang ayah, figur yang seharusnya memberikan kasih sayang dan perlindungan, justru menjadi biang keladi dalam kisah tragis ini.
Kronologi Kejadian :
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (13/12/2023) di Penjaringan, Jakarta Utara. Awalnya, pelaku yang memakai pakaian hitam memukul dan menendang sang anak yang berpakaian merah hingga jatuh ke tanah. Setelah itu, pelaku menggendong korban dan mengangkatnya ke atas, kemudian membanting korban ke tanah. Korban terlihat lemas dan tak sadarkan diri.
"Benar, meninggal, anak kandungnya sendiri," kata Kapolsek Penjaringan Kompol Bobby Danuar di saat dihubungi, Kamis (14/12/2023).
Polisi telah menangkap ayah yang menganiaya anak kandung hingga tewas di Penjaringan, Jakarta Utara. Kapolsek Penjaringan Kompol Bobby Danuardi mengatakan pelaku temperamental karena merupakan pecandu narkoba.
"Pelaku sudah ditangkap. Kejadian di Penjaringan, tapi untuk penanganan LP-nya (laporan polisi) di Polres," kata Bobby saat dihubungi, Kamis (14/12/2023)
"Bapaknya ini memang temperamental karena pencandu," ujarnya
Awan, Korban penganiayaan dari ayahnya ternyata seperti tulang punggung di dalam keluarganya
A (11) adalah penyandang disabilitas yang sulit berbicara, namun dia aktif bergaul dengan warga setempat. A(11) adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, dia sangat berinisiatif mencari uang untuk membantu ibunya. sepertinay yang dikatakan warga sekitar "dia aktif banget sudah seperti tulang punggung keluarga"