Masih ingat dengan cerita layangan putus? sepertinya sertifikasi perkawinan penting dilakukan karena ada materi-materi yang harus dipelajari oleh kedua pihak, agar kedepannya tidak terjadi saling menyakiti, poligami secara diam-diam. Anak-anak yang terbengkalai.Â
Perkawinan atau pernikahan, adalah suatu komitmen dari pasangan yang ingin membina keluarga bahagia dan sejahtera sepanjang hayat. Komitmen suci tersebut idealnya membentuk .keluarga- keluarga harmonis.Â
Nah Pernikahan ini biasanya disaksikan oleh keluarga dua belah pihak yang umumnya atas dasar cinta dan kasih sayang.
Namun demikian, kondisi keluarga maupun masyarakat tidak seindah ikatan janji suci antara pasangan suami-istri karena menyangkut juga proses keluarga dalam membangun tumbuh kembang anak.Â
Sejauh mana keluarga mampu menyediakan pendidikan, kesehatan, pergaulan sehat dan laku keagamaan dengan bijak.
Pemerintah memfasilitasi warga untuk melaksanakan pernikahan meski juga masih cukup banyak perkawinan secara adat. Lewat UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan setidaknya negara membantu proses warga untuk membina keluarga.Â
Perubahan norma dalam batas umur pernikahan bagi pria dan wanita yang akhirnya disamakan menjadi 19 tahun menjadi sebuah kesadaran bersama bahwa kondisi kesiapan psikologi dan kesehatan pasangan juga penting sebelum memasuki gerbang perkawinan. Dari sinilah pemerintah juga ingin memaksimalkan bimbingan perkawinan bagi para pasangan yang ingin menikah.
Pada tanggal 22 November 2019 Kementerian Kominfo mengadakan Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk "Perlukah Sertifikasi Perkawinan" dengan beberapa pembicara antara lain :
- Dharma Putra Deputi VI Kemenko PMK Ghafur Akbar,
- Mohsen, Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama,
- Hasto Widoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
- Amirsyah Tambunan Wasekjen Bidang Informasi dan Komunikasi MUI
Program sertifikasi perkawinan tersebut nantinya akan menjadi salah satu syarat pernikahan bagi para pasangan yang akan menikah. Mereka akan diberikan bimbingan perkawinan secara komplet mulai mewujudkan keluarga sehat dan bahagia serta cara mengatasi konflik keluarga.
Ternyata sertifikasi ini hanya merupakan bimbingan perkawinan yang memang sudah berjalan, menurut Bpk  Mohsen sebagai usaha nyata untuk mempersiapakn Calon memasuki mahligai rumah tangga dengan materi sebagai berikut :
- Cara mewujudkan keluarga bahagia
- Membangun kesadaran bersama
- Mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas
- Mengatasi konflik keluarga
- Memperoleh komitmen
- Keterampilan hidup untuk menghadapi tantangan global