Mohon tunggu...
Utia Ramadhani
Utia Ramadhani Mohon Tunggu... Freelancer - Saya adalah seorang Script Writer, dapat juga menulis artikel, berita, karya sastra dan lainnya

Saya adalah perempuan yang kuat dan berani. Saya bekerja dengan giat dan berani mengambil resiko. Mendapat hujatan atau mendapatkan kritik tidak membuat saya merasa terpuruk karena semua saya lakukan tidak serta merta memakai perasaan saja , tetapi juga dengan logika berpikir yang tepat.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Berdalih

4 Juli 2024   07:47 Diperbarui: 4 Juli 2024   07:49 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Dipinggir sungai, sepasang kekasih duduk berdua meratapi masalah yang menimpanya

Asih : kepie mas ? ( menatap Kuncoro )

Kuncoro diam sambil mendekap kepala asih.

Kuncoro : mas bakal tanggung jawab , gak bakal mas lungo ninggalke awakmu dik.
Tapi saiki , sepurane banget mas urung due opo opo. Awakmu nang omahku sik wae kepie dek ? Bareng bapak lan ibukku

Asih : ojo sepurane terus mas , awakmu sik kui lo . Jare arep nembung ning ibukku. Tapi kapan mas ? Sue sue sampe brojol jabang bayi iki. Awakmu mung iso berdalih wae ket bien.

Asih merupakan mahasiswa perantauan. Ia pulang ke kampung halaman berencana untuk memberi kabar ibuknya bahwa ia hamil muda.

Asih sampai di rumah. Bapak ibu sumringah melihat kedatangan asih yang lama sekali tidak pernah pulang kampung.

Bapak : yaallah nduk alhamdulillah awakmu sehat, tambah segar bugar iki

bapak sambil memeluk asih, kemudian bergantian dengan ibu

Asih : Nggih pak, bu alhmdulillah asih sehat tapi asih arep ngomongke sesuatu

Bapak dan ibu tambah sumringah lagi mengira asih akan membawakan kabar baik

Ibu : Wis mengko wae , saiki adus terus madhang, ibu lan bapak wis masakne ayam kesukaan e asih . Yok nduk

Bapak dan ibu menggandeng asih masuk rumah

Asih selesai berberes kemudian lanjut makan malam bersama keluarganya. Asih berencana membicarakan kehamilan nya di makan malam itu.

Asih : Bapak, Ibu, Asih arep ngomong penting banget

Ibu : Nduk saumpomo biaya kuliahmu iseh kurang ngomong wae nok ibu, ibu lan bapak siap nanggung kabeh . Kabeh tak usahakno kanggo awakmu nduk, ben dadi sarjana iso banggakne bapak lan ibu

Bapak : iyo nduk, bapak ibu uwes sepuh , mengko nek asih wis sukses ganti sekolahke adikmu yo nduk

Ibu : wis nduk pokoke ibu lan bapak pengen koe bahagia ora usah mbok pikir , ibu lan bapak tetep ngusahakno.

Asih yang tadinya ingin membicarakan perihal hamil mudanya merasa tidak enak karena seakan mematahkan harapan orang tuanya.

Malam semakin larut, asih tidak bisa tidur. Ia menelpon Kuncoro lalu bilang bahwa, ia tidak berani bilang ke ibunya dan besok akan kembali ke perantauan untuk membahas hal ini dengan kuncoro

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun