Keesokan harinya, Saras yang kini telah lebih mengerti tentang arti cinta, duduk manis di beranda bersama mamanya, ia menanti Dindo dan Brika. Hari itu mereka akan menonton konser di danau Limbo. Band dari ibukota akan meramaikan pekan musik itu, Gonggong Band, dan keroncong Curhat Diam-Diam, juga akan hadir. Tetapi yang dinanti Saras adalah penampilan solo vocal Merdu Hasibuan. Suara laki-laki itu sangat ia gemari. Saras kesengsem berat pada Merdu. Dimana pun si Merdu tampil Saras pasti ada disana.
Mama Sara merapihkan rambut anaknya sambil berkata,
"Nanti inget waktu jam 11 kamu sudah harus pulang"
"Yaaaah Mamaah mah!"
"Eh, anak perawan jgn banyak cingcong! kalo kamu ga pulang tepat waktu kamu harus urus toko kita seminggu!, gantian mama yg liburan sama Oom Bram!"
"Ciye mama, mau ke ibukota ya bilang aja maam, kangen nih yeee"
Plak!
Sara mengeplak anaknya lembut.
Saras yang tidak pernah dikeplak terganga lebar.
"Mama!....how could you!"
"mama lagi mens!, sudah diam kamu!"
"Ih mamaaa!! Jahaaat!"
Saras berdiri dan menatap mamanya dengan dalam.
"Mama kangen beneran yaaaa?" Goda Saras tak berakhir jua.
Sara bangkit hendak menangkap anak kurang ajar itu.
Keduanya berlarian kejar-krjaran di halaman rumah mereka seperti dua orang gila.
Dindo dan Brika tiba, mereka bengong melihat mama-mama mengejar Saras seperti itu.
"Eh braw, itu mamanya Saras kan? Bukan orang lain?"
"Kayaknya sih gitu slay!"
"Kita harus gimana ini?
"Tuter aja biar pada nyebut braww" lanjut Brika.
'Tiiin!' Dindo memencet kalkson agak lama.
Sesaat mama Sara dan Saras menengok ke arah mereka, tetapi tak lama mereka melanjutkan kejar-kejaran itu ke belakang rumah. kehadiran mereka kekurangan wibawa, tak mampu melerai 'cat fight' yg sedang berlangsung ganas. Dindo dan Brika langsung turun dan ikut berlari kebelakang halaman rumah.
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H