Mohon tunggu...
ruth hutapea
ruth hutapea Mohon Tunggu... -

sederhana saja! dimulai dengan positive thinking dan mengucap syukur..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Daun Terakhir

31 Agustus 2010   19:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terjebak langkah menapaki tanah lemah

Teriris sayatan ranting yang patah

Membekas hentakan angin lembut pada sang pasir

Menetes kering air sang fajar

Tatapan surya menukik tajam di kepala

Memaksa aliran sungkan si embun kening

Akan berebut pemicunya dengan sang surya

Ruang reaksi pemicu terbatas karena waktu

Besi bertemu besi, batu tertumpuk batu

Lahan beralas kerikil, kering tak bernyawa

Berdiri sebatang sebagai lambang pengharapan

Pupus kembali dengan jatuhnya daun terakhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun