"Motif Kapurban terlihat sederhana tetapi untuk membuatnya kain harus dicetak 2 kali. Pencetakan pertama untuk mendapatkan warna biru. Motif lalu kembali ditutup malam dan diberi pewarna. Hasilnya warnanya lebih pekat dan indah," terangnya sambil melebarkan kain berwarna biru.
Artefak Jadi Motif Batik Banten
Lagi-lagi saya terdiam. Kain batik yang ada di tangan benar-benar indah. Motifnya pun tidak biasa. Bukan berasal dari tanaman atau alam sekitar, tetapi seperti gambar atau benda tertentu.
"Apa arti motif ini, Bu?" tanya saya penasaran.
"Motif Kapurban merupakan gelar yang diberikan kepada Pangeran Purba ketika menyebarkan agama Islam. Motif ini kami dapat dari gambar yang terdapat di artefak," jelasnya panjang lebar.
Ah, ternyata inspirasi motif pada kain batik banten tidak berasal dari alam, melainkan dari artefak. Benda-benda peninggalan itu berasal dari kegiatan penggalian atau eksavasi di kawasan Banten Lama. Aneka gambar atau ukiran cantik itu tampak diberbagai benda, seperti ragam hias pada batu atau peralatan makan.
Gambar-gambar ini lantas digambar ulang pada secarik kertas. Nantinya gambar itu akan diolah menjadi motif kain batik. Agar gambarnya lebih indah dan memiliki komposisi yang indah, maka diberi tambahan gambar atau goresan. Baru kemudian motif dibuatkan cetakannya. Proses pembuatannya sama dengan pembuatan kain batik pada umumnya.
Sayangnya ketika saya datang, para karyawan masih libur sehingga proses pembuatan kain batik belum dimulai. Hanya toko saja yang buka untuk melayani pembeli yang datang.
"Aktivitas baru akan dimulai minggu depan," kata Ibu pemilik toko sambil melipat kain batik yang saya inginkan.
Meski tidak bisa melihat proses pembuatan kain batik, saya sudah gembira karena mendapatkan kain batik yang indah dan kaya makna.
Referensi: