Siapa menyangka jika artefak yang merupakan tinggalan masa lalu bisa hadir di masa kini. Bentuknya pun sudah berubah dan bisa mempercantik penampilan.
Cuaca cerah tanpa angin. Aspal hitam di jalan Bhayangkara Kota Serang tampak berkilau tertimpa sinar Mentari. Tidak banyak kendaraan yang lalu lalang, mungkin karena orang-orang tengah menikmati makan siang.
Untung tidak lama menunggu, ojek daring yang saya pesan datang. Tanpa banyak cakap, saya segera mengenakan helm dan duduk diboncengan.
"Ini tempat bikin batik ya, Kak?" tanya pengemudi ojek dengan heran.
Dari nadanya saya menduga, pengemudi belum lama bekerja atau bahkan bukan berasal dari Kota Serang. "Iya, Pak. Dekat saja, kok," balas saya cepat.
Setelah memastikan saya sudah duduk dengan benar, motor pun mulai berjalan. Dari belakang saya mengamati pengemudi yang sesekali memastikan peta digitalnya.
"Nanti saya bantu memandu jalannya Pak," ujar saya meyakinkan.
Entah karena perkataan saya atau alasan lain, kecepatan motor bertambah. Sesuai janji, saya pun mengarahkan motor menuju tempat pembuatan dan penjualan batik Banten yang dikenal dengan nama Batik Banten Mukarnas.
Tempat atau bengkel pembuatan sekaligus penjualan batik ini berada di Jl. Bhayangkara No. 5. Jika dilihat di peta, Jl. Bhayangkara merupakan jalan besar tetapi tempat pelatihan ini berada di dalam. Dari jalan utama masih masuk ke dalam, sekitar 1 km, melewati rumah-rumah warga dan lahan terbuka.
Siang itu suasana di Batik Mukarnas terlihat sepi. Tidak tampak kendaraan yang terparkir. Meski demikian pintu masuk ke dalam tempat penjualan tampak terbuka. Dalam hati saya berharap tempat penjualan batik tidak tutup.