Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terlelap di Kereta Api

22 Oktober 2024   14:45 Diperbarui: 22 Oktober 2024   15:32 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya seperti orang kebingungan di tengah para penumpang yang berjalan cepat menuju peron. Ada yang bergegas ke bawah, ada juga yang menaiki eskalator untuk mencapai peron atas. 

Wow, perubahan yang besar. Betapa cepat Stasiun Manggarai bertumbuh menjadi stasiun transit. Setelah membaca petunjuk letak peron, saya berhasil menuju peron 1 dan 2 lalu menunggu kereta ke Stasiun Sudirman. Sejak saat itu saya resmi menjadi anggota Angker, anak kereta. Kereta yang ditumpangi pun tidak hanya commuter line tapi bertambah dengan kereta lokal Merak.

Aplikasi KAI Acces

Perihal naik commuter line, saya sudah tidak mengalami masalah yang berarti, sudah jago. Tetapi ketika harus naik kereta api lokal, saya kembali harus belajar. Bagaimana tidak, ternyata untuk naik kereta api lokal seorang penumpang harus memiliki tiket. Pembeliannya dilakukan secara online melalui aplikasi KAI Acces. 

Semua informasi itu baru saya ketahui di angkutan umum. Itu pun setelah ikut ngobrol dengan penumpang yang akan pulang ke Kota Serang. Ya ampun, betapa rapi dan tertatanya kereta api saat ini. Perubahan ini terjadi di bawah kepemimpinan Didiek Hartantyo. Pembelian kereta secara online tentu saja memudahkan penumpang. Tidak ada lagi antre atau rebutan saat membeli tiket kereta.

Lantas bagaimana dengan saya yang tidak memiliki tiket kereta lokal Merak? apakah bisa naik juga? 

Ya, saya bisa naik keretanya berkat kemurahan hati pasangan muda yang saya jumpai di angkutan umum. Mereka memberikan satu tiketnya karena salah satu keluarganya tidak jadi pulang. Saya bersyukur sekali. Bersama-sama kami menuju Stasiun Rangkas Bitung untuk berganti kereta lokal. 

Lagi-lagi saya mendapat kejutan. Meski telah memegang tiket, tidak ada penumpang yang masuk ke ruang tunggu dengan seenaknya. Semua harus sabar menunggu hingga waktunya tiba. 

Jadi seperti naik pesawat saja, penumpang harus menunggu di ruang boarding.  Di ruangan itu tidak ada pengantar atau penjemput, hanya calon penumpang yang akan naik kereta. Seketika saya merasa takjub. Perubahannya benar-benar patut diacungkan jempol.

Tertidur Lelap

Selepas menaiki kereta api lokal dan memasang aplikasi KAI Acces di gawai, saya menjadi mudah melakukan perjalanan, menuju atau meninggalkan tempat tugas. Biasanya dua hari sebelum pergi, saya sudah membeli tiket kereta api. Nanti tiket digital ini akan saya tunjukan untuk di pindai petugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun