Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Anak Menyembunyikan Status di Media Sosialnya

4 Agustus 2024   20:15 Diperbarui: 4 Agustus 2024   20:17 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sosial sepertinya menjadi bagian dari kehidupan. Tak mengherankan jika anggota keluarga saling mengikuti akun media sosial masing-masing.

Untuk memudahkan komunikasi dan membagikan momen kebersamaan para anggota keluarga umumnya membuat grup keluarga. Media komunikasi yang menjadi pilihan adalah whatsapp. Melalui media ini berbagai pesan dan foto maupun video bahkan link pun dibagikan.

Saya dan keluarga juga memiliki grup WA untuk berbagi informasi. Tidak hanya itu, masing-masing anggota keluarga juga memiliki media sosial seperti instagram dan facebook. Beberapa juga, umumnya remaja, mempunyai akun X. Apakah di media sosial tersebut saya dan anggota keluarga saling mengikuti. Jawabannya iya. 

Saling mengikuti bukan berarti saya bisa mengetahui semua kegiatan anggota keluarga yang lain. Bisa saja kakak, adek, keponakan, bahkan anak menyembunyikan unggahannya dari saya. Teknologi memungkinkan hal itu terjadi. Biasanya yang menyembunyikannya adalah anak-anak yang memasuki usia remaja. 

Apa saja yang mereka sembunyikan?

1. Kehidupan sosial dan percintaan dengan teman-teman seperti tingkah laku saat bermain. Termasuk juga siapa yang disukai, siapa yang diincar, bagaimana hubungan percintaan mereka. 

2. Perilaku di sekolah yang bisa saja bertolak belakang dengan kehidupan di rumah. Bagaimana pertemanan di sekolah. Perilaku teman-teman di sekolah. 

3. Nilai di sekolah juga kerap menjadi salah satu alasan yang disembunyikan oleh anak. 

4. Masalah dengan teman baik yang berada di dekat rumah maupun sekolah.

5. Ketakutan, kecemasan, dan masalah pribadi enggan diungkapkan karena khawatir mendapat respon negatif.

Saya sadar jika anak-anak menyembunyikan unggahan di media sosial karena mempunyai alasan dan rahasia pribadi. Tentu saja harua dihargai.

Lantas jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, apa yang harus dilakukan? Marah? Berteriak? Pergi?

Dulu, kemarahan saya akan tersulut jika mendapati anak-anak menyembunyikan sesuatu. Efeknya, anak-anak juatru menutup diri. 

Kejadian itu membuat saya belajar mengendalikan diri. Kalau rasanya mau meledak, saya memilih menjauhkan diri. Menarik napas dalam-dalam dan mekberi jeda agar dapat berpikir dengan baik.

Setelah tenang, saya berusaha menjalin komunikasi dan menjadi pendengar. Kalau belum menguasai topik bahasamnya, ya, dengarkan saja. Beri dukungan pada anak-anak.

Bukalah kesempatan untuk berdiskusi dengan anak-anak agar mereka mau bercerita. Bukan tidak mungkin apa yang disembunyikan akan terungkap. 

Diskusi memungkinkan untuk bersama-sama mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi anak. 

Dengan membuka komunikasi langsung, bukan tidak mungkin segala yang tersimpan akan terungkap. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun