Melihat beragam benda koleksi Museum Katedral Jakarta dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Kembali menapaki jalan-jalan di Jakarta untuk melihat berbagai hal. Ternyata lama juga tidak jalan-jalan di kota ini. Sampai-sampai saya kaget dengan perubahannya.
Perubahan itu saya lihat dari balik jendela kereta commuterline. Jauh di dalam hati saya menguatkan tekad untuk melihat kembali Jakarta dari dekat.
Hari ini, pengenalan itu kembali dimulai. Semula ingin menapaki dan melihat perubahan yang terjadi di tepi pantai Jakarta, tepatnya ke Museum Bahari. Namun, akhirnya rencana itu berubah sewaktu saya mendapat informasi soal pameran tanaman di Lapangan Banteng.Â
Dulu sekali, saya beberapa kali mendatangi pameran ini, dari sekadar melihat tanaman, sampai berburu anggrek murah.
Kembali ke masa kini. Keinginan untuk melihat pameran semakin kuat karena informasi yang beredar menyebutkan pameran tahun ini lebih seru. Pasti akan sangat menarik jika sebelum ke Lapangan Banteng saya melihat Museum Katedral.
Keinginan untuk berkunjung ke Museum Katedral sudah sangat lama. Keinginan itu selalu terkendala hingga akhirnya hari ini terwujud. Sebenarnya saya agak khawatir apakah Museum Katedral masih buka? Bisa saja waktu operasionalnya berubah.
Jika tak bertanya atau mampir langsung, pertanyaan itu tidak akan menemukan jawabannya. Jadi, langsung saja naik kereta dan turun di Stasiun Juanda. Berjalan melalui jembatan penyeberangan kemudian menyusuri trotoar ditepi pagar Masjid Istiqlal.
Dari seberang Katedral, saya melihat beberapa orang keluar. Cepat-cepat menyeberang dengan hati-hati dan bertanya pada petugas Gereja Katedral.
Petugas dengan ramah memberi petunjuk arah menuju Museum Katedral yang berada di gedung sebelah Gereja Katedral. Berbeda dengan museum yang pernah saya datang, Museum Katedral tidak terlalu ramai. Suasananya sangat tenang.