Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bakcang

18 Juli 2024   09:29 Diperbarui: 18 Juli 2024   09:31 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakcang isi daging ayam (dok. Pribadi)

Bakcang-bakcang itu bergelantungam pada sebilah bambu. Jumlahnya tinggal enam buah.

Bakcang-bakcang itu kelihatan menggoda. Ukurannya besar dan dun pembungkusnya terlihat mengilap. Saya hanya melihatnya dari dalam angkutan umum. Tak mungkin berteriak memanggil penjualnya yang berdiri tak jauh dari angkot.

Tetiba, angkot yang saya tumpangi berhenti di depan penjual bakcang. Pak supir menanyakan kemana penjual bakcang akan pergi. Percakapan dalam bahasa sunda serang itu belum saya pahami. Namun insting mengatakan kalau arah angkot akan disesuaikan dengan tujuan penjual bakcang.

Tidak lama berselang, penjual bakcang naik. Tangan kirinya sigap memeganh tali-tali pengikat bakcang agar makanan berbentuk limas itu tidak bergoyang. 

Sebenarnya dari jenis daun yang dipakai membungkus, saya bisa menebak kalai panganan itu adalah bakcang. Namun, tetap saja saya tanya untuk memastikan. 

Ternyata benar, sajian itu adalah bakcang dengan isian daging ayam cincamg. Bakcang-bakcang ini dibuat oleh sang istri. Terbuat dari beras dan tumisan ayam. Beras yang telah dimasak setengah matang akan diberi isi lalu dibungkus daun bambu. Empat lembar daun bambu memeluk rapat beras agar menyatu. 

Baru setelah itu bakcang direbus dalam waktu lama agar matang sempurna. Serupa dengan ketupat, bakcang alan diangin-anginkan sampai dingin. Tujuannya supaya bakcang lebih tahan lama.

Bakcang ini biasa dinikmati saat pagi hari. Selain ringkas, isinya sudah cukup mengenyangkan, ada nasi dan lauknya. Buat bekal juga bisa karena ringkas dan mudah dibawa.

Akhirnya saya membeli tiga buah bakcang. Makanan yang berasal dari Tionghoa ini benar-benar mengenyangkan padahal baru menyantap sebuah. Nasinya padat. Isiannya ternyata tumisan ayam dan potongan wortel. Rasanya manis. 

Waktu menyantapnya saya terbayang tempe goreng atau bakwan goreng. Pasti jadi teman makan yang pas dan mengasyikan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun