Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

GLN, Pelatihan Menulis Buku Cerita Anak yang Diburu Penulis

16 Juni 2024   18:20 Diperbarui: 16 Juni 2024   18:22 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun ini, banyak sekali instansi mengadakan lomba penulisan yang menyasar pembaca awal. Dari sekian banyak lomba, GLN dapat dikatakan paling dinanti oleh para penulis bacaan anak.

Ketika akhirnya gong dipukul, tanda bahwa pintu gerbang Gerakan Literasi Nasional (GLN 2024) dibuka, wajah para penulis buku bacaan anak dapat dikatakan penuh senyum.

Ajang lomba yang dinanti kembali digelar. Naskah cerita yang masih ada di kepala atau tersimpan rapi di bank naskah, segera dibuka kembali dan dibenahi. Kemudian para penulis berusaha menjalin kerjasama dengan ilustrator. Tentu hal ini tidak berlaku untuk penulis yang sekaligus menjadi ilustrator atau sebaliknya. 

Keriuhan dimulai

Memiliki segudang cerita tentu sangat menguntungkan ketika ingin mengikuti sebuah lomba. Tinggal membuka bank naskah yang ada dan mencari cerita yang sesuai. Tetapi, terkadang sebuah cerita yang dianggap cocok tidak serta merta bisa langsung dikirim. 

Pastikan dulu apakah cerita yang dibuat sesuai dengan tema dan petunjuk teknis dari panitia penyelenggara. Bukan tidak mungkin cerita yang dibuat perlu mengalami perbaikan atau penyesuain. Di tahap ini tantangan sudah dimulai.

Keseruan semakin bertambah karena cerita yang dibuat harus dilengkapi dengan ilustrasi. Wow, bukan hal mudah untuk membuat sebuah ilustrasi buku anak. 

Di sebuah grup penulis buku anak, para penulis dan ilustrator saling berkenalan. Melihat contoh gambar yang dibuat oleh ilustrator sebelum akhirnya meminangnya untuk bekerja sama. Kerjasama yang terjalin ini bisa dibilang sepenuhnya mengandalkan kepercayaan sebab belum tentu keduanya sudah bertemu muka.

350 naskah

Berbeda dengan tahun sebelumnya, GLN tahun ini membuka kesempatan untuk 350 naskah. Jumlah yang banyak karena ditahun sebelumnya kuota naskahnya hanya 80 saja. Lonjakan besar yang disambut dengan antusias.

Banyaknya naskah yang dijaring nantinya akan terbagi menjadi 4 jenjang pembaca yaitu, jenjang B1, B2, B3, dan jenjang D. Jumlah naskah yang diperlukan untuk setiap jenjang jumlahnya berbeda-beda. Naskah yang lolos nantinya akan diterbitkan dalam bentuk digital agar mudah diakses oleh pembaca.

Jenjang pembaca

Jika dicermati lebih jauh, bukan tidak mungkin muncul pertanyaan mengenai pembaca buku yang dituju. Mengapa sasarannya dibuat dalam jenjang pembaca bukan usia pembaca? Bukankah lebih mudah menyebutkan usia dibanding jenjang pembaca.

Memang usia dapat diketahui dengan mudah. Tetapi, usia seorang anak belum tentu sebanding dengan kemampuan dan pemahamannya dalam membaca buku. Bisa jadi meski usianya terbilang muda, anggaplah 7 tahun, namun karena terbiasa dibacakan dan membaca maka anak tersebut sudah mampu memahami bacaan dijenjang B2.

Oh ya, pemakaiaan kata dan tanda baca disesuaikan dengan jenjang pembaca. Untuk jenjang B1, kata-kata yang dipakai menggunakan kata sederhana agar mudah dipahami. Tanda baca pun belum menjadi perhatian. 

semakin tinggi jenjang pembaca maka semakin banyak kosakata baru yang dimasukkan. Pemakaian tanda baca pun akan bertambah. 

Bersiap untuk berkumpul

Setelah masa pengumpulan naskah berakhir. Proses penjurian berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Baru setelah itu naskah yang lolos akan diumumkan. Menjelang masa-masa pengumuman benar-benar sangat mendebarkan. Semua penulis yang berpartisipasi berharap bisa melanjutkan proses ke tahap berikutnya. 

Namanya kompetisi, tentu ada yang lolos atau menang dan ada yang kalah. Para penulis yang lolos berarti harus siap secara mental dan fisik. Naskah yang dikirim tidak akan melenggang begitu saja. Masukan dari para juri saat berkumpul atau workshop penulis membuat naskah harus mengalami perbaikan.

Ilustrasi yang dibuat pun menyesuaikan dengan masukan yang diberikan juri. Disinilah kerjasama yang baik memegang peranan penting. Bagaimana mewujudkan masukan dari juri dengan baik agar buku yang dibuat dapat disukai oleh pembaca. 

Apakah setelah itu perjalanan berakhir? tentu belum selesai. Perjalanan baru benar-benar mencapai garis akhir setelah buku terbit dan disebarluaskan secara digital. Semoga karya yang dibuat oleh penulis dan ilustrator dapat menemani dan memperkaya pengetahuan para pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun