Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menyambut Haul ke-19 Guru Sekumpul

13 Januari 2024   14:41 Diperbarui: 13 Januari 2024   14:47 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posko untuk peserta haul (dok. Pribadi)

Kota Banjarbaru dan Martapura terlihat lebih ramai. Masyarakat dari berbagai kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan mulai berdatangan. Mereka akan mengikuti kegiatan Haul Guru Sekumpul.

Sisa gerimis menemani pagi yang mendung. Aspal yang hitam tampak mengilap karena basah. Dibalut udara dingin, warga melakukan aktivitas dengan sukacita, termasuk saya. Pagi ini tetap menuju pasar untuk berbelanja.

Letak pasar sekitar 2 km, sebenarnya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Sekalian olahraga, begitu kata saya pada diri sendiri. Tetapi, pagi ini memilih menggunakan motor karena hujan bisa turun sewaktu-waktu. Saya tak suka terjebak hujan karena perut jadi lapar.

Sepanjang perjalanan, terlihat geliat kehidupan yang lebih dari biasa. Terlihat beberapa penggendara berplat luar kota melintas menuju arah Kota Martapura. Letaknya bersebelahan dengan kota tempat tinggal saya.

Rupanya para peserta haul sudah mulai berdatangan. Besok, 14 Januari 2024 akan diadakan haul ke-19 Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, Beliau merupakan guru besar yang dicintai banyak orang.

Tidak heran jika peserta haul datang dari berbagai penjuru kota. Tidak cuma dari Kalimantan Selatan, bahkan dari beberapa pulau di Indonesia. Saya ingat tahun lalu ketika haul kembali digelar setelah pandemi, jalanan macet saking banyaknya peziarah atau peserta haul. Sesuatu gang luar biasa bagi Kota yang jalannya selalu lancar.

Walau harus antre agar bisa lewat, tidak ada yang marah. Semua menerima dengan senang hati. Bahkan bisa dikatakan penduduk Kota Banjarbaru sudah mempersiapkan diri. Banyak sekali hal yang dilakukan secara bersama-sama.

Para pemimpin Kota, Kepolisian, dan panitia sudah mengadakan pertemuan sejak tahun lalu untuk persiapan haul. Memperkirakan jumlah peserta haul yang datang, menyiapkan peta jalan yang akan dilalui peserta haul, kantung parkir, papan petunjuk jalan, menyiapkan tempat menginap bagi peserta haul (biasanya di kantor-kantor milik pemerintah), bis untuk mengantar peserta hingga batas yang ditentukan, dan berkoordinasi dengan perwakilan masyarakat 

Menjelang hari yang dinanti, warga bersiap. Ada yang mendirikan posko dan tempat istirahat bagi para peserta haul. Tempatnya tersebar. Jaraknya tidak terlalu berjauhan. Umumnya tempat istirahat ini terbuat dari tenda besar dan dilengkapi dengan kursi dan meja. 

Posko untuk peserta haul (dok. Pribadi)
Posko untuk peserta haul (dok. Pribadi)

Beberapa tempat istirahat bahkan terlihat menyediakan tenaga kesehatan dan ambulans. Seluruh tempat istirahat ini dikelola mandiri oleh warga dan berkoordinasi dengan panitia.

Pagi ini pos-pos tersebut sudah berdiri. Siang nanti pasti sudah disediakan meja dan kursi untuk menaruh makanan dan kue-kue bagi para peserta haul. 

Besok, atau sore ini warga akan mulai menyiapkan hidangan berupa nasi bungkus. Nasi berisi lauk telur atau ayam ini akan dikemas dalam kertas nasi atau mika plastik. Bungkusan nasi dan air minum akan dimasukan ke dalam kantung plastik agar mudah diberikan. Saya suka membantu mempersiapkan makanan. Sambil memasak, saya bisa bertukar canda dengan warga lainnya.

Jika tidak bisa menyiapkan nasi bunhkus, warga bisa membuat bungkusan berisi roti dan air minum. Nanti semua makanan dan kue ini akan dibawa ke posko. Siap untuk dinikmati secara gratis.

Kalau pun tidak ingin menitipkan ke posko, bisa langsung membagikan ke peserta haul. Bukan pemandangan aneh melihat sejumlah mobil atau motor membagikan bungkusan makanan. 

Oh ya, tahun lalu bahkan ada dapur umum di kawasan Sekumpul. Hidangan yang disediakan lebih beragam. Para donatur tidak sungkan menyiapkan daging sapi untuk dimasak.

Bengkel motor pun ada yang menyediakan layanan tambal ban atau isi angin gratis untuk peserta haul. Kabarnya disediakan bensin gratis juga. 

Peringatan haul Guru Sekumpul menjadi wadah atau sarana untuk warga bergotong royong dan berbagi kebahagiaan sekaligus mengucap syukur atas pencapaiannya.

Apa yang dilakukan warga seakan menjadi bukti kecintaan pada Guru Sekumpul. Ulama besar Kalimantan Selatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun