Beberapa tempat istirahat bahkan terlihat menyediakan tenaga kesehatan dan ambulans. Seluruh tempat istirahat ini dikelola mandiri oleh warga dan berkoordinasi dengan panitia.
Pagi ini pos-pos tersebut sudah berdiri. Siang nanti pasti sudah disediakan meja dan kursi untuk menaruh makanan dan kue-kue bagi para peserta haul.Â
Besok, atau sore ini warga akan mulai menyiapkan hidangan berupa nasi bungkus. Nasi berisi lauk telur atau ayam ini akan dikemas dalam kertas nasi atau mika plastik. Bungkusan nasi dan air minum akan dimasukan ke dalam kantung plastik agar mudah diberikan. Saya suka membantu mempersiapkan makanan. Sambil memasak, saya bisa bertukar canda dengan warga lainnya.
Jika tidak bisa menyiapkan nasi bunhkus, warga bisa membuat bungkusan berisi roti dan air minum. Nanti semua makanan dan kue ini akan dibawa ke posko. Siap untuk dinikmati secara gratis.
Kalau pun tidak ingin menitipkan ke posko, bisa langsung membagikan ke peserta haul. Bukan pemandangan aneh melihat sejumlah mobil atau motor membagikan bungkusan makanan.Â
Oh ya, tahun lalu bahkan ada dapur umum di kawasan Sekumpul. Hidangan yang disediakan lebih beragam. Para donatur tidak sungkan menyiapkan daging sapi untuk dimasak.
Bengkel motor pun ada yang menyediakan layanan tambal ban atau isi angin gratis untuk peserta haul. Kabarnya disediakan bensin gratis juga.Â
Peringatan haul Guru Sekumpul menjadi wadah atau sarana untuk warga bergotong royong dan berbagi kebahagiaan sekaligus mengucap syukur atas pencapaiannya.
Apa yang dilakukan warga seakan menjadi bukti kecintaan pada Guru Sekumpul. Ulama besar Kalimantan Selatan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H