Ternyata ada bentuk lesung yang berbeda dengan biasanya. Namanya lesung bajunggatan.
Masih di pameran temporer Museum Lambung Mangkurat yang berada di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, saya mendapati sebuah alat penumbuk padi yang dilengkapi alat penumbuk atau alu panjang.Â
Benar-benar berbeda dengan lesung yang biasa dilihat di televisi atau foto. Saya sampai mengamatinya dengan cermat. Sedikit membayangkan juga bagaimana cara mengoperasikannya.Â
Alu penumbuknya tidak terpisah melainkan menjadi bagian tak terpisahkan Dari lesung. Ukuran alunya memang lebih pendek sehingga sulit untuk dipegang, tetapi ada kayu panjang yang dipaku pada ujung alu. Kayu panjang ini menyambung ke bagian kayu penyangga, seperti permainan jungkat-jangkit.
Teknologi tradisional ini dulu dipakai masyarakat Banjar untuk menumbuk beras. Mereka menyebutnya lasung bajunggatan. Alat ini merupakan sebuah teknologi tradisional bidang pertanian yang digunakan untuk menumbuk padi atau sekam agar menjadi beras atau beras menjadi tepung. Besarnya tenaga yang dihasilkan tentu membuat proses menumbuk berlangsung cepat.
Alat ini berbeda dari lesung biasa dimana alu penumbuk padi digerakkan dengan tangan namun lasung bajunggatan menggunakan kaki dengan bantuan kayu horizontal dengan alu pendek sebagai penumbuk. Dalam bayangan saya, untuk menggerakan lasung seseorang akan berdiri di ujung kayu yang dihubungkan ke alu. Sambil berpegangan dia akan menggerakkan kayu naik turun seperti sedang bermain.Â
Kayu tersebut biasanya terbuat dari batang kayu kelapa, kayu bulat atau kayu persegi panjang. Lasung ini dipakai untuk menumbuk padi dalam jumlah banyak.
Lasung ini cukup berat karena terbuat dari kayu yang baik serta memiliki kaki-kaki penahan agar tidak bergerak.Â
Jika membayangkan masa lalu, tentu teknologi tradisional ini membantu masyarakat untuk mengolah padi menjadi beras dengan lebih cepat. Hebat ya pemikiran dan terobosan yang dikembangkan untuk memudahkan hidup .Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H