Akhirnya cerita yang sudah jadi kembali saya perbaiki agar sesuai dengan bunga-bunga rajut yang ada. Lalu berlatih membawakan dongeng di depan cermin.
Waktu pertama rasanya aneh. Pasti larena tidak terbiasa. Coba lagi, coba lagi, dan coba lagi. Setidaknya saya mendongeng tanpa terbata-bata.Â
Barulah memulai proses pengambilan video dengan menggunakan hp. Berdiri di depan kamera hp dengan berdiri di kaca rasanya beda. Lagi-lagi saya harus belajat menyesuaikan diri dan membiasakannya. Ternyata bisa juga.Â
Kini video harus dirapihkan sebelum dikirim. Setidaknya ada judul dongeng yang bisa dibaca penonton. Saya tahu cara membuat sampul video dengan menggunakan aplikasi.Â
Di aplikasi ini pula saya menyatukan sampul dongeng dengan rekaman yang sudah jadi. Leganya waktu melihat video dongeng pertama sudah jadi. Langsung saya kirim agar pikiran tidak berubah. Kini tinggal menunggu hasilnya.
Sebenarnya saya tidak berharap banyak, namun waktu membaca pengumuman dan mendapati nama saya ada di daftar pemenang harapan, rasanya luar biasa. Ternyata saya bisa. Andaikan saya tidak mencoba, saya tidak akan tahu kemampuan lain yang terpendam dalam. Sekarang saya yakin kalau terus bergerak dan berusaha akan selalu ada hasil dan manfaat. Inilah nilai pelajaran yang saya peroleh dari mendongeng.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H