Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ada Kisaran di Museum Lambung Mangkurat

26 Desember 2023   18:40 Diperbarui: 27 Desember 2023   18:57 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisaran di Museum Lambung Mangkurat (dok. Pribadi)

Setiap dua bulan, Museum Lambung Mangkurat di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan akan mengganti koleksinya yang terdapat di ruang pamer temporer. Kali ini pamerannya bertema muatan lokal. Beragam barang koleksi ditata sangat menarik, namun koleksi di ujung ruangan menjadi magnet karena keunikan dan ukurannya cukup besar.

Ketika pameran berjudul "Muatan Lokal" itu dibuka, saya tidak bisa datang karena sedang bertugas ke luar kota. Ketika kembali dari perjalanan dinas, sederet agenda kerja sudah menunggu. Lagi-lagi saya belum bisa melihat pameran temporer di Museum Lambung Mangkurat.

Beruntung pameran tersebut digelar dalam jangka waktu 2 bulan sehingga masih ada kesempatan untuk menikmati koleksinya. Tanggal 20 Desember lalu akhirnya saya bisa melihat koleksi yang dipamerkan.

Pameran yang berlangsung di ruang pamer temporer itu dapat dikunjungi  oleh masyarakat selama jam kunjungan. Siang itu terlihat sejumlah rombongan anak sekolah memenuhi halaman Museum Lambung Mangkurat. Ada yang masih berbaris menunggu rombongan. Beberapa sudah bersiap bersama pemandu museum. Lainnya tengah duduk di depan ruang pamer utama. Saya sendiri langsung menuju ruang pamer temporer. Sepertinya di dalam tidak telalu ramai. Hanya beberapa anak yang berkeliling memerhatikan koleksi.

Sebagian besar benda koleksi teraimpan dalam kotak kaca dan kemari kaca. Ada manuskrip berbahasa arab gundul dan beberapa buku cetak dalam lemari kaca. Di depannya terlihat kotak kaca beriai peralatan rumah tangga. 

Bergerak ke sisi dalam tampak sebuah layangan berukuran besar. Ada juga dakon dan sejumlah permainan tradisional yang kerap dimainkan. Menarik sekali. Pelan-pelan saya berpindah dari satu kolekai ke koleksi lainnya.

Tiba di koleksi berukuran besar. Teelihat sebuah benda berwarna gelap ditaruh di atas lantai. Baru kali ini saya melihatnya. Dari informasi yang ditempel saya mengetahui kalau alat yang terbuat dari kayu gelondongan itu bernama kisaran. 

Benda ini cukup berat dan terlihat kokoh. Dengan seksama saya memerhatikan kisaran. Menurut perkiraan, kisaran terbuat dari kayu keras, mungkin terbuat dari kayu ulin karena berwarna hitam dan berat, saya mencoba mendorong bagian bawahnya. Tidak bergerak.

Kayu gelondongan itu memiliki tinggi sekitar 1 meter. Terbagi menjadi dua bagian, bagian atas yang lebih tinggi dari bagian bawah. Pada bagian yang memisahkan keduanya terdapat tataham menyerupai gerigi. Lalu pada bagian utama, bagian atas dibentuk cekung untuk menampung gabah. Nanti gabah akan turun ke bawah melalui lubang pada bagian tengah kayu. Ada sebilah kayu untuk membantu menekan gabah ke bawah.

Tepat di bagian kayu atau badan kisaran terlihat batang kayu menyembul ke arah kiri dan kanan. Saya rasa fungsinya untuk mendorong badan kisaran saat gabah dimasukkan. Dari informasi yang tertera disebutkan kalau kisaran di operasikan oleh dua orang. Mereka akan menggerakkan kisaran ke kanan dan ke kiri. 

Apakah kisaran bisa digerakkan oleh satu orang? Bisa dengan catatan orang tersebut memiliki tenaga yang kuat. 

Jadi ketika gabah dituang ke kisaran, kedua  orang akan mengerakkan badan kisaran. Gerakan tersebut menyebabkan timbulnya gesekan antara bagian atas dan bawah yang menyebabkan kulit gabah terbuka dan menjadi beras.

Saya kagum melihat teknologi tradisional yang sudah dikembangkan oleh masyarakat pedesaan. Bagaimana mereka menciptakan sebuah alat untuk membantunya bekerja. Bisa jadi dahulu kisaran merupakan teknologi tepat guna dengan kearifan lokal. Sebuah alat yang sangat membantu dan bermanfaat serta tidak menutup kemungkinan memiliki nilai ekonomis bagi para petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun