Pagi yang masih diselimuti kabut asap, sebenarnya membuat malas keluar rumah. Tetapi, stok bahan makanan sudah menipis membuat saya memutuskan untuk ke pasar.
Udara yang tak nyaman membuat saya harus kembali menggunakan masker. Baru setelah itu pergi ke pasar yang jaraknya sekitar 2 km.
Entah karena asap atau hari minggu yang membuat banyak orang memundurkan aktivitasnya sehingga jalan terlihat lebih sepi.
Keadaan di jalan sepertinya menukar dengan suasana di pasar yang tak terlalu ramai. Kondisi ini memungkinkan sata untuk mengamati para pedagang yang asyik bercakap-cakap.
Mendengar celotehnya yang ramai membuat saya kerap menggulum senyum. Mungkin ini cara mereka membunuh sepi karena pembeli tak terlalu banyak.
Sambil berkeliling saya melihat seroang ibu berjalan berkeliling sambul membawa tampah plastik berukuran sedang.
Tanpa bicara, ibu tadi berhenti di depan tiap lapak pedagang dan mengangsurkan tampah yang dibawanya. Sepertinya tak banyak yang membeli makanan yang dijajakannya.
Penasaran, saya berjalan menghampirinya lalu menanyakan makanan yang dibawanya.
"Lemet," jawabnya lembut.
Saya membeli beberapa makanan yang dijual seharga Rp1.000. Murah meriah namun mengenyangkan.Â