Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Tak Ada Nastar di Meja Makan

21 April 2023   05:55 Diperbarui: 21 April 2023   05:56 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kue telur gabus (foto: pribadi)

Hari raya tak bisa dipisahkan dengan beragam kue khas yang dibuat dan disajikan untuk keluarga dan teman. Jenisnya sudah diketahui banyak orang. Nastar, kastengel, putri salju serta kue kacang masuk dalam daftar teratas sajian hari raya 

Ragam kue ini bersanding dengan kue-kue tradisional yang tak kalah pamornya. Sebut saja dodol betawi dari tanah Jakarta, madu mongso dari Ponorogo, dan kembang goyang.

Kedua jenis kue ini sama-sama memiliki penggemar karena rasa dan bentuknya. 

Sebenarnya, menurut saya, kisah keseruan menyajikan kue-kue lebaran ada pada proses pembuatannya. 

Mereka yang membuat untuk konsumsi pribadi tentu tak memerlukan bahan dalam jumlah fantastis. Cukuplah sesuai kebutuhan dan jenis kue yang akan dibuat.

Untuk membuatnya bisa memakai resep andalan keluarga atau menggunakan resep hasil pencarian.

Nah ini keseruannya, libatkan keluarga untuk terlibat dalam pembuatan kue. Sambil berbincang, pelan-pelan adonan akan habis dibuat. 

Bagaimana jika anak-anak ikut serta? Mengapa tidak. Tentu saja akan ada sedikit pekerjaan ekstra karena pasti ada keriuhan dan sisa-sisa ceceran adonan.

Tak apa, biarkan anak-anak ikut terlibat dan belajar membuat kue. Ini akan jadi pengalaman menyenangkan sekaligus proses belajar.

Untuk mengurangi kehebohan, siasati dengan membuat kue yang mudah dan tak terlalu repot dalam mengerjakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun